Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Mahasiswi Korban BEI Ambruk Sempat Takjub Kemegahan Gedung Bursa

Diana Febrianti, mahasiswi korban selasar BEI ambruk, sempat mengagumi kemegahan gedung Bursa Efek Indonesia bahkan ingin kerja di situ.

17 Januari 2018 | 09.38 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjenguk korban selasar runtuh Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Rumah Sakit Siloam, Semanggi, Jakarta, pada Senin, 15 Januari 2018. Korban Bunga Febi, 20 tahun, mahasiswi Univesitas Bina Darma, Palembang. FOTO: Tempo/Hendartyo Hanggi
Perbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjenguk korban selasar runtuh Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Rumah Sakit Siloam, Semanggi, Jakarta, pada Senin, 15 Januari 2018. Korban Bunga Febi, 20 tahun, mahasiswi Univesitas Bina Darma, Palembang. FOTO: Tempo/Hendartyo Hanggi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Diana Febrianti, mahasiswi korban selasar BEI ambruk sempat mengagumi kemegahan gedung Bursa Efek Indonesia. Bersama rombongan mahasiswa Universitas Bina Darma yang lain, Diana baru saja tiba dari Palembang di Jakarta dan langsung menuju BEI. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun baru saja melihat-lihat bangunan BEI, lantai selasar tempat Diana dan teman-temannya berdiri runtuh ke lantai dasar. “Dari awal masuk saya takjub, megah bangunannya. Senang masuk situ. Malah saya pikir keren nih kerja di BEI,” kata Diana saat ditemui ruangan 3017a, Rumah Sakit Siloam, Jakarta Selatan, Selasa 16 Januari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Gadis berusia 19 tahun itu menjadi korban karena dua orang rekannya menarik tangannya. Padahal saat itu Diana berdiri di lantai gedung BEI yang tidak runtuh. “Seperti yang di video itu, saya ditarik dua teman saya jadi saya ikut jatuh,” kata Diana.

Baca: Mahasiswi Korban Selasar BEI Ambruk Lagi Bikin Vlog

Akibat terjatuh dengan posisi kedua kaki yang pertama menyentuh lantai dasar, kaki Diana patah. Teman-teman yang berada di sekitarnya syok ketika melihat wajah Diana berlumuran darah. Selain patah kaki, Diana mengalami pendarahan di bagian pelipis dan mata sebelah kirinya memar karena kejatuhan runtuhan bangunan.

Di tengah kondisi kaki kiri yang patah, mahasiswi jurusan akuntansi tersebut menguatkan diri untuk berjalan dan keluar dari Gedung BEI. Saat itu petugas keamanan menyuruhnya untuk duduk dan menunggu ambulans datang.

Namun Diana memutuskan mencari taksi daripada harus berlama-lama menunggu ambulans. Saat evakuasi, ia juga mengaku dibantu oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio.

“Keluar dari gedung, bapak Dirut BEI di deket saya. Saya langsung diboyong dan dia menyuruh orang untuk nyari taksi,” ujarnya. Di taksi, Diana langsung menghubungi kedua orang tuanya tentang insiden yang terjadi.  

Diana mengaku dirinya hampir tidak jadi masuk ke gedung BEI bersama rombongan sebelum insiden terjadi. Pasalnya, tali sandal yang ia kenakan saat itu tiba-tiba putus. Ia sempat terpikir untuk kembali ke bus, tetapi ia mengurungkan niat tersebut karena ajakan temannya.

“Kata teman tidak usah kembali ke bus, ikut saja masuk katanya. Ya udah saya ikut rombongan,” kata dia.

Rombongan mahasiswa Universitas Bina Dharma berangkat dari Palembang pada Ahad 14 Januari 2018 pukul 09.00 dengan bus. Sebagian peserta rombongan mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang baru pertama kali berkunjung ke Jakarta. Di Jakarta mereka hanya akan mengunjungi gedung BEI.

Selain mengunjungi gedung BEI di Jakarta, rencananya mereka juga akan melakukan studi banding ke beberapa kota lain yakni Bali, Lombok, Malang Yogyakarta dan Lampung. Acara studi banding tersebut direncanakan berlangsung 12 hari ke depan.

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus