Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selenium adalah salah satu zat gizi penting buat manusia dan tubuh tak bisa memproduksinya sendiri. Selenium juga salah satu mineral penting yang mengandung zat-zat antioksidan sehingga memiliki andil dalam menghambat radikal bebas dalam merusak sel-sel dan DNA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan berbagai penelitian yang sudah dilakukan, selenium juga bisa membantu mencegah berbagai penyakit yang dikhawatirkan manusia. Berikut penjelasan Live Science mengenai manfaat selenium bagi kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
#Kanker
Penelitian pada kadar selenium dan populasi yang besar menemukan kaitan antara orang yang kadar seleniumnya cukup dengan risiko terserang kanker yang lebih rendah, terutama kanker saluran kecing, prostat, paru-paru, dan beberapa jenis kanker yang berhubungan dengan pencernaan. Lebih dari 100 percobaan terhadap binatang menunjukkan suplemen selenium mampu mengurangi tumbuhnya tumor baru, seperti yang dimuat di British Journal of Nutrition pada Januari 2004.
Artikel lain:
Kendall Jenner Menderita Hipokondria, Takut akan Kesehatan Tubuh
Memahami Sindrom Kardiorenal, Bukan Penyakit Jantung Biasa
Bahaya Terlalu Sering Minum Cuka Apel, Tulang Keropos sampai Maag
#Penyakit jantung
Sebuah penelitian mendapati peran selenium dalam kesehatan jantung. Selenium mengurangi peradangan dan mencegah penggumpalan darah. Penggumpalan darah adalah salah satu penyebab stroke, serangan jantung, gagal ginjal, emboli paru, dan banyak lagi. Kekurangan selenium bisa menyebabkan mengerasnya pembuluh darah.
#Rematik
Para penderita rematik biasanya kekurangan selenium namun masih belum jelas apakah kekurangan selenium itu sebagai akibat dari rematik atau penyebab.
#Kehilangan daya ingat
Kadar selenium dalam tubuh berkurang seiring dengan pertambahan usia sehingga mengakibatkan menurunnya fungsi otak, terutama karena zat-zat antioksidan yang bisa melindungi sel-sel otak dari kerusakan. Hanya saja, penelitian mengenai hal ini tidak cukup banyak.
#Masalah tiroid
Sudah ada bukti bahwa kekurangan selenium dan yodium berhubungan dengan fungsi tiroid, terutama pada wanita. Konsentrasi selenium paling banyak di tiroid dibanding di organ-organ lain. Selenium juga berperan dalam produksi dan metabolisme hormon tiroid.
#Diabetes
Riset terhadap kaitan suplemen selenium dan risiko diabetes masih terbatas. Yang sudah ada adalah penelitian yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi selenium yang lebih tinggi di kuku-kuku kaki dan risiko diabetes yang lebih rendah.
#HIV
Kadar selenium akan menurun bila infeksi HIV semakin berkembang. Sebuah penelitian menunjukkan asupan 200 mikrogram selenium sehari mampu menekan jumlah virus HIV dalam darah dan memperkuat sistem kekebalan tubuh, seperti yang dimuat di Archives of Internal Medicine pada 2007.
#Kondisi kesehatan lain
Kandungan selenium pada penderita asma lebih rendah dibanding yang tidak asma. Kekurangan selenium juga bisa menyebabkan menurunnya kualitas sperma. Selain itu, mineral ini juga membantu pembentukan sel-sel darah putih yang membantu melawan infeksi.