Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BERTAMU ke rumah Sandiaga Uno di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Muhammad Romahurmuziy membawa pesan pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Muhamad Mardiono. Hari itu, Rabu, 3 Mei lalu, Romy—panggilan Romahurmuziy—menanyakan kepastian Sandiaga Uno bergabung dengan PPP. “Saya ingin tahu bagaimana pathway dia ke PPP karena Pak Mardiono sudah bertanya,” kata Romy kepada Tempo di Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Kamis, 4 Mei lalu. Sepekan sebelum berjumpa dengan Romy atau 25 April lalu, Sandiaga mengundurkan diri dari Partai Gerindra yang menaunginya sejak 2015.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merespons pertanyaan Romy, Sandiaga menyatakan akan merenung dulu. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu menyebutkan momen perpisahan dengan Gerindra ibarat masa idah—waktu tunggu sebagaimana perceraian suami-istri. Dia tak menutup kemungkinan rujuk lagi dengan partai yang dipimpin Prabowo Subianto—pasangan Sandiaga dalam pemilihan presiden 2019—itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Romy, kini Ketua Majelis Pertimbangan PPP, mendukung keputusan Sandiaga. Romy mengklaim sikap Sandiaga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo kepada pendiri firma investasi Saratoga Capital itu agar tak buru-buru berlabuh ke partai politik. Walau begitu, Sandiaga memastikan kepada Romy akan merapat ke partai menjelang Pemilihan Umum 2024.
“Percayalah, Gus, saya akan tetap memakai baju partai. Saya meyakini bahwa berpolitik itu harus masuk ke partai,” ucap Sandiaga seperti ditirukan Romy. Gus adalah panggilan akrab untuk laki-laki yang dipakai di kalangan pesantren.
Sandiaga memang akrab dengan PPP enam bulan belakangan. Dia beberapa kali menghadiri acara partai itu meski masih aktif sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra. Salah satunya peringatan hari lahir PPP ke-50 di Jakarta Selatan, Ahad, 12 Maret lalu.
Pimpinan PPP bukan tanpa alasan menginginkan Sandiaga menjadi kader partai mereka. Pelaksana tugas Ketua Umum PPP, Muhamad Mardiono, memperkirakan Sandiaga akan memberikan "efek ekor jas" kepada partainya karena punya elektabilitas yang lumayan sebagai calon wakil presiden. “Kami siap mengeluarkan kartu anggota dalam 24 jam jika Pak Sandiaga bergabung,” ujar Mardiono.
Survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kompas pada Januari 2023 mencatat tingkat keterpilihan Sandiaga sebagai calon wakil presiden sebesar 12,4 persen, tertinggi di antara tokoh lain, seperti Ridwan Kamil dan Anies Baswedan. Adapun elektabilitas Sandiaga mencapai 14,2 persen dalam sigi yang digelar Indikator Politik Indonesia pada April lalu.
Dalam wawancara khusus dengan Tempo pada Rabu, 3 Mei lalu, Sandiaga mengakui bertemu dengan petinggi sejumlah partai politik. Salah satunya PPP. Namun dia belum memutuskan ke partai mana akan berlabuh. “Saya akan memfinalkan dalam beberapa bulan mendatang,” katanya.
Sandiaga juga mendekati Partai Keadilan Sejahtera. Bersama Gerindra, PKS mengusung Sandiaga yang berpasangan dengan Anies Baswedan dalam pemilihan Gubernur Jakarta 2017 dan saat Pemilu 2019. PKS sekarang berkoalisi dengan Partai NasDem dan Partai Demokrat untuk mendukung Anies sebagai calon presiden.
Seorang petinggi PKS bercerita, sigi internal partai mencatat Anies bisa memperoleh suara hampir 30 persen jika bersanding dengan Sandiaga. Responden masih mengingat kemenangan Anies dan Sandiaga dalam pemilihan Gubernur Jakarta yang mengungguli duet Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
Narasumber yang sama menyebutkan bahwa Sandiaga melobi PKS agar merapat ke koalisi pendukung pemerintah. Tawaran itu disertai ajakan masuk ke kabinet. Sandiaga juga meminta PKS tak terlalu galak terhadap pemerintah. “Ada pesan itu secara eksplisit karena beliau menteri Presiden Jokowi,” tutur juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, kepada Tempo, Jumat, 5 Mei lalu.
Sandiaga membenarkan jika disebut berkomunikasi secara intensif dengan pimpinan PKS. Ia menemui Ketua Majelis Syura Salim Segaf Aljufri di rumahnya pada hari pertama Lebaran lalu. Beberapa kali bertemu dengan petinggi PKS, Sandiaga membantah bila disebut berupaya menjajaki peluang berpasangan dengan Anies pada Pemilu 2024.
Partai tak hanya mendekati Sandiaga. Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir juga dirayu bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan. Erick disebut-sebut bersaing dengan Sandiaga untuk menjadi calon wakil presiden. Sandiaga menyebut Erick merupakan sahabat dan masih menjalankan bisnis bersama-sama.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy bertemu dengan Erick di Bandar Udara Pattimura, Ambon, sekitar April 2021. Kepada Romy, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia itu mengaku disarankan Presiden Jokowi bergabung dengan partai politik dan menjajaki peluang menjadi calon wakil presiden.
“Ketua Umum PPP kemudian mengecek informasi itu ke Presiden dan disebut tolong dibantu saja,” kata Romy. Menteri Sekretaris Negara Pratikno tak merespons permintaan konfirmasi hingga Sabtu, 6 Mei lalu. Sedangkan anggota staf khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan Erick sedang berfokus membenahi BUMN dan sepak bola.
Seperti halnya Sandiaga, Erick diundang dalam berbagai acara PPP. Namun bekas Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin itu setidaknya baru empat kali memenuhi undangan partai. Romy sampai meyakinkan Erick bahwa partainya memberikan peluang yang sama kepada Sandiaga ataupun Erick.
Romy menyampaikan pesan itu saat berjumpa dengan Erick di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, pada pekan terakhir Ramadan lalu. Ia menanyakan keseriusan mantan bos klub Inter Milan itu untuk merapat ke partai Ka’bah. “Dia minta maaf karena sibuk mengurus sepak bola, tapi berkomitmen melanjutkan komunikasi,” ujar Romy.
Ketimbang dengan PPP, Erick lebih dekat dengan Partai Amanat Nasional. Keluarga besar Erick dari garis ayahnya dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sama-sama berasal dari Lampung. Zulkifli dan Erick kerap menggelar kunjungan kerja bersama. Yang terbaru, keduanya mendampingi Presiden Jokowi menginspeksi jalan rusak di Lampung pada Jumat, 5 Mei lalu.
Menteri BUMN Erick Thohir bersama n Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Hatta Rajasa di kantor DPP PAN, Jakarta, Juni 2022. ANTARA/Dhemas Reviyanto
PAN juga telah mengumumkan dukungan kepada Erick sebagai calon wakil presiden dalam rapat koordinasi nasional di Semarang pada 23 Februari lalu. Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan relasi PAN dengan Erick bisa meyakinkan Menteri BUMN itu untuk bergabung dengan partainya. “Kami merasa sebagai keluarga yang punya visi bersama,” kata Eddy.
Peluang Erick menjadi calon wakil presiden yang diusulkan PAN akan dibicarakan dengan partai anggota Koalisi Indonesia Bersatu. Selain diisi PAN, kongsi ini terdiri atas Partai Golkar dan PPP. Baru PPP yang telah mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Sedangkan Golkar belum memutuskan sikap.
Koalisi Indonesia Bersatu disebut-sebut terancam bubar di tengah jalan karena berbeda sikap mengenai kandidat calon presiden dan wakil presiden. “PAN tak ragu mendukung pasangan Ganjar-Erick,” ujar Eddy. Sedangkan PPP bersiap mendukung Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Hussein Abri Dongoran, Francisca Christy Rosana, Tika Ayu, Ima Dini Shafira, dan Zulnis Firmansyah berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Kartu Emas Dua Menteri"