Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Aneka Kreasi Tempe Menggoda Selera

Selain berbahan dasar kedelai, tempe bisa dibuat dari berbagai kacang-kacangan dan biji-bijian. Sebagian ibu rumah tangga bahkan mampu membuat tempe dengan berbagai bentuk, dari kue bolu hingga donat. Tampilan tempe juga dipercantik dengan penambahan bunga yang bisa dimakan.

20 Maret 2022 | 00.00 WIB

Tempe buatan Jessica Halim. Dokumentasi Pribadi
Perbesar
Tempe buatan Jessica Halim. Dokumentasi Pribadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Jessica Halim membuat tempe kue bolu dengan topping bunga.

  • Tempe buatan Heny Yanuarti berbentuk kubus dan terbuat dari ubi.

  • Fani Dwi Martadi memanfaatkan cetakan bento untuk membuat tempe.

Masyarakat umumnya mengenal tempe berbahan kedelai, berbentuk seperti papan, dan berbungkus plastik ataupun daun pisang. Namun, di tangan Jessica Halim, wujud penganan fermentasi tersebut bisa menjadi berbagai bentuk yang estetis dan memanjakan mata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Di laman Instagram pendiri Demibumi.id itu, ada sejumlah foto tempe berbentuk bunga, hewan, hingga kue bolu. Tampilannya pun tidak hanya putih polos. Tempe berbentuk kue bolu memiliki hiasan bunga telang berwarna biru di atasnya. Ada juga yang menggunakan bunga mawar dan bunga kenop. “Bunga lebih mempercantik, tapi tidak berpengaruh ke rasa tempe,” kata Jessica kepada Tempo, Selasa, 15 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Co founder Demibumi.id Jessica Halim. Dokumentasi Pribadi

Jessica sudah 1,5 tahun ini tak lagi membeli tempe di pasar. Ia memilih untuk membuatnya sendiri secara rutin di rumah dengan bahan-bahan organik. Tempe buatannya pun tak melulu berbahan kedelai. Ia berani mengeksplorasi berbagai kacang-kacangan, dari kacang mete, kacang merah, kacang koro, edamame, sampai kacang hijau.

Untuk membungkus tempe, Jessica mencoba berbagai daun dari tanaman di kebunnya, seperti daun pisang dan daun kunyit. Wanita berusia 41 tahun ini mulai ketagihan bereksperimen setelah membuat tempe yang dibungkus daun kunyit. Menurut dia, hasilnya jadi lebih wangi. “Dari situ jadi lebih tertarik lagi. Bisa enggak ya, pakai kacang lain. Ternyata bisa, jadi ketagihan dengan eksperimen tempe,” ucapnya.

Dalam proses pembuatan tempe, Jessica pernah mencampurkan bahan baku dengan sejumlah bumbu dapur, seperti bubuk kari, bubuk paprika, oregano, basil, daun jeruk, hingga rosemary. Cita rasanya pun tak lagi seperti rasa asli fermentasi dari biji atau kacang yang dipakai. Ketika menggunakan bubuk paprika dan oregano, misalnya, rasa tempenya seperti pasta. “Pernah pakai potongan keju, campur bubuk paprika, dan oregano jadi kayak Italian tempe. Menarik.”

Tempe buatan Jessica Halim. Dokumentasi Pribadi

Sebagai orang yang menerapkan gaya hidup zero waste, Jessica menemukan metode pembuatan tempe lebih cepat dan tidak menggunakan plastik. Misalnya, ketika proses peragian, bahan bisa ditaruh di dalam wadah, lalu ditutup dengan handuk lembap. Untuk menghemat air, ia menggunakan palape, cairan asam hasil fermentasi bakteri asam laktat, untuk mengeluarkan bakteri pada kacang-kacangan yang direndam. Dengan begitu, proses pencucian kacang cukup sekali.

Setelah berhasil membuat tempe sendiri, Jessica membagikan ilmunya di media sosial. Karena banyak yang tertarik, ibu dua anak ini kerap diundang berbagai pihak untuk memberikan pelatihan membuat tempe. Dari salah satu kegiatan itu, Jessica mendapat ide untuk menjual tempe kit atau paket pembuatan tempe tanpa plastik melalui Demibumi.id. Menurut dia, banyak orang mulai tertarik membuat tempe sendiri di rumah mengikuti tutorial di paket tersebut.

Heny Yanuarti, pemilik rumah makan Define Plantbased. Dokumentasi Pribadi

Tempe buatan Heny Yanuarti juga punya keunikan sendiri. Bentuknya kubus dan terdapat tiga warna, yaitu ungu, jingga, dan kuning pucat. Ketiga warna tersebut rupanya berasal dari tiga macam ubi yang diberi ragi tempe. Proses pembuatannya sama seperti tempe pada umumnya. 

Heny juga membuat tempe estetis lainnya dengan menambahkan bunga sebagai topping. Ia biasanya memakai bunga mawar, cosmos, dan kemangi yang ditanamnya di pot. “Kalau tempe kedelai kan gitu-gitu saja. Kalau di-tambahin bunga lucu juga,” kata perempuan berusia 42 tahun ini.

Ketertarikan Heny dalam mengkreasikan tempe ini didasari keresahan harga kedelai impor yang melonjak. Warga Denpasar ini membuat tempe sendiri di rumah sejak dua tahun belakangan. Tempe pertama buatannya menggunakan bahan kedelai organik. Meski hasilnya tidak setebal tempe berbahan kedelai impor, ia menilai tempe berbahan kedelai organik lebih sehat. Selain itu, tempe buatan sendiri terjamin kebersihannya. 

Tempe berbentuk kubus terbuat dari ubi buatan Heny Yanuarti. Dokumentasi Pribadi

Meski sudah banyak membuat tempe dari berbagai bahan, Heny pernah mengalami kegagalan. Bahan yang gagal dijadikan tempe adalah biji nangka. Ia memang kini lebih senang mencari bahan-bahan selain kedelai untuk membuat tempe.

Kegemaran Heny mengunggah foto tempe buatannya di media sosial mengundang berbagai reaksi dari kerabat dan teman-temannya. Ia diminta membuka kelas pembuatan tempe. Bahkan, ada healthy store yang meminta pemilik warung makan Define Plant Based di Denpasar ini memasok tempe buatannya. Namun, karena belum percaya diri, Heny menolak tawaran-tawaran tersebut. 

Tempe berbentuk donat buatan ibu rumah tangga, Fani Dwi Martadi. Dokumentasi Pribadii

Adapun Fani Dwi Martadi memanfaatkan cetakan bento dan agar-agar yang tidak terpakai untuk membuat tempe. Hasil akhirnya, tempenya ada yang berbentuk Hello Kitty yang merupakan karakter kucing, bintang, dan mainan lego. Bertepatan dengan perayaan Imlek pada Januari lalu, warga Surabaya ini membuat tempe berbentuk kue bulan atau mooncake.

Idenya membuat tempe beragam bentuk itu justru berawal dari tidak punya daun pisang. Fani mencoba memakai daun-daun yang tidak beracun untuk membungkus tempe. Tampilan tempenya ketika dipanen kian menarik karena pola daun yang menempel di permukaan. Setelah itu, ia pun terpikir menggunakan cetakan sebagai wadah untuk proses fermentasi tempe.

Ibu rumah tangga ini juga berkreasi dengan bunga yang bisa dimakan untuk mempercantik tempe buatannya. Biasanya, Fani menggunakan bunga telang, mawar, dianthus, dan cosmos. “Bunganya saya cari di sekitar rumah karena terjamin tidak pakai bahan kimia. Aman dimakan.” 

FRISKI RIANA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus