Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gagal ginjal akut pada anak kembali menjadi perhatian publik dan pemerintah pasca ditemukan dua kasus baru di Jakarta. Seorang anak telah terkonfirmasi menderita gagal ginjal akut yang kemudian meninggal. Sementara satu lagi masih suspect.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara Kementerian Kesehatan, M. Syahril, menyatakan korban yang meninggal masih berusia satu tahun. Anak tersebut sempat mengalami demam dan diberi obat sirop merek Praxion yang dibeli orangtuanya di apotek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara satu kasus suspect terjadi pada anak berusia tujuh tahun yang juga mengalami demam. Syahril tak menjelaskan obat apa yang dikonsumsi anak ini. Kini pasien tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
"Pada saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait pasien ini," ujar Syahril.
Tempo menghimpun informasi seputar gagal ginjal akut, mulai dari definisi hingga tanda-tanda gejalanya. Berikut penjelasannya.
Definisi gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) adalah kondisi ketika ginjal mendadak berhenti berfungsi. Akibatnya, ginjal tidak dapat membuang limbah metabolisme dari dalam tubuh dan gagal menyeimbangkan air, serta elektrolit.
Dalam Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/I/3305/2022 tercantum, kondisi ini biasanya ditandai dengan meningkatnya konsentrasi kreatinin serum atau azotemia (peningkatan konsentrasi BUN) atau penurunan sampai tidak ada produksi urine sama sekali.
Perubahan terminologi dari gagal ginjal akut menjadi AKI bertujuan untuk meningkatkan deteksi dini agar dapat dilakukan intervensi segera. Pada konsep yang dipakai sekarang, AKI memiliki spektrum klinis yang luas, mulai dari perubahan minor pada penanda fungsi ginjal sampai dengan kondisi yang membutuhkan Terapi Pengganti Ginjal (TPG).
Perubahan konsep ini dilakukan lantaran adanya bukti bahwa perubahan kecil dalam fungsi ginjal dapat memiliki efek yang serius untuk jangka panjang. Intervensi dini bakal memperbaiki luaran atau prognosis.
Dilansir dari Web MD, gagal ginjal akut tidak selalu permanen. Jika penderita gagal ginjal akut segera mendapatkan perawatan dan tidak memiliki masalah kesehatan serius lainnya, maka ginjal dapat kembali bekerja normal.
Baca juga: 2 Kasus Baru Gagal Ginjal Akut di Jakarta, Emak-emak Depok Resah dan Anggap BPOM Kecolongan
Gejala gagal ginjal akut
Ada beberapa tanda dan gejala gagal ginjal akut. Meski berbeda dengan gagal ginjal biasa, secara umum gejala gagal ginjal akut antara lain:
- Terlalu sedikit urine yang keluar dari tubuh
- Bengkak di kaki, pergelangan kaki, dan sekitar mata
- Kelelahan
- Sesak napas
- Kebingungan
- Mual, kejang atau koma pada kasus yang parah
- Nyeri dada atau tekanan
Pada sebagian besar kasus, gagal ginjal terjadi bersamaan dengan kondisi atau peristiwa medis lainnya. Selain itu, beberapa penderita dengan kondisi berikut ini juga memiliki peluang lebih besar untuk menderita gagal ginjal akut:
- Dirawat di rumah sakit dalam waktu yang lama, terutama di ruang perawatan intensif
- Menderita diabetes
- Lanjut usia atau lansia
- Memiliki penyakit arteri koroner
- Mengalami gagal jantung atau tekanan darah tinggi
- Memiliki penyakit ginjal atau hati kronis
Beda dengan gagal ginjal kronis
Tugas utama ginjal adalah menyaring limbah dari darah. Ginjal juga mengeluarkan cairan ekstra dari darah menjadi urine dan mengontrol tekanan darah. Ginjal membantu membuat sel darah merah dan mengatur elektrolit untuk mengaktifkan vitamin D.
Dilansir laman National Kidney Foundation, gagal ginjal akut dapat terjadi secara tiba-tiba dan seringkali reversibel. Kondisi ini bisa muncul disebabkan karena kecelakaan, luka, penyakit, infeksi, syok, dan mengonsumsi racun atau obat. Ketika ginjal rusak, maka organ tubuh tersebut akan berhenti memproduksi urine.
Gagal ginjal akut berbeda dengan gagal ginjal kronis. Gagal ginjal kronis berkembang dalam waktu lama dan umumnya tidak reversibel.
Setelah penyakit berkembang dan fungsi ginjal turun 10-15 persen, biasanya pasien akan memerlukan dialisis atau cuci darah. Dialisis dapat melakukan beberapa fungsi ginjal, tetapi bukan untuk mengobati.
Selain itu, perbedaan yang menonjol antara dua kondisi ini adalah gagal ginjal akut datang dengan cepat dan sering kali dapat disembuhkan. Sementara gagal ginjal kronis muncul perlahan dan umumnya mengarah ke dialisis jangka panjang.
WINDA OKTAVIA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.