MANUSIA punya peri kebinatangan? ini ternyata, bukan sekadar banyolan. Tapi kejadian di Desa Karangtengah, Cilacap, ketika Nyonya Sartinah, 55 tahun, mengadakan selamatan 40 hari untuk kucingnya yang mati. Si Manyar, nama mendiang meong itu, sepanjang hayatnya yang tujuh tahun terbilang sahabat sejati Sartinah. Bisa diajak bercanda, bisa dibawa tidur seranjang, bisa mengusir ayam yang lalu lalang ke dalam rumah. Dan kucing ini sigap pula mengamankan padi di lumbung dari serangan tikus. Lebih penting lagi, "Manyar tak suka mencuri makanan sebelum saya beri," tutur "ibu kucing" Sartinah kepada Slamet Subagio dari TEMPO. Singkatnya, ibu empat anak dan nenek sembilan cucu ini - berkat si Manyar - tak sampai merasa kesepiau setelah suaminya wafat tiga tahun silam. "Saya ingin mengenang kebaikan si Manyar," katanya. Akhir April lalu, dia secara khusus mengundang semua kucing di kampungnya untuk selamatan. Sang nyonya memotong seekor kambing, lengkap dengan sayur-mayur. Ongkos jamuan ini Rp 70 ribu. Dan sebuah gelang emas dilegonya, demi si Manyar. Masyarakat kucing setempat rupanya girang juga dapat berbagi rasa dengan Nyonya Sartinah. Mereka berdatangan. Ada 20 yang hadir - bersama juragan masing-masing, tentu saja. Acara dibuka dengan doa, langsung dipimpin Sartinah sendiri. "Kucing itu 'kan makhluk juga. Jadi, saya berdoa agar arwahnya tenang di sisi Tuhan," katanya kalem. Para tamu sempat bingung juga. Ada yang malah tak ikut berdoa sama sekali. "Habis, doa apa yang mesti dibaca untuk kucing? Kalau untuk manusia yang meninggal saya tahu," kata Nyonya Karsih, jiran yang empunya hajat. Selain ibu ini, masih banyak yang tak ikut berdoa. Ya, kucing-kucing itu. Mereka malah berisik. Apalagi ketika tiba acara makan, suasana khidmat berubah jadi huru-hara. Namanya juga kucing. Mana mereka paham tata krama. Bukan sekadar saling menyeringai. Binatang-binatang itu bahkan saling cakar berebut hidangan. Memang begitukah caranya kucing protes? Sebab, meski merupakan tamu utama, toh mereka cuma kebagian tulang-tulang doang. Lain kali, para kucing se-Cilacap mungkin perlu bersatu agar tak kecolongan lagi kalau diundang. Hajatan semacam ini, memang langka, ya? Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini