Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Modal Sayang Kucing Saja Tak Cukup

Cat sitter harus punya pengetahuan dasar tentang mengasuh kucing. Bukan sekadar memberi makan atau membersihkan kotorannya.

20 Agustus 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Cat sitter dulu dikenal dengan istilah cat boy atau cat girl.

  • Natalia menyarankan pet owner tidak sekadar mencari cat sitter yang murah.

  • Cat Sitter Indonesia selalu membekali mitranya dengan pelatihan.

Martha Dawung Winarti tak lagi risau meninggalkan enam kucing kesayangannya di rumah. Ia bisa berlibur dengan tenang lantaran ada jasa cat sitter atau pengasuh kucing yang mengurus kebutuhan Kiko, Chila, Melo, Mochi, Comel, dan Jimbo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perempuan berusia 38 tahun itu biasa memesan jasa dari Cat Sitter Indonesia. Ia memilih layanan satu kali kunjungan home visit, yakni pengasuh akan datang ke rumahnya untuk merawat anak bulu dengan durasi tiga jam per hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selama anabulnya dirawat cat sitter, Martha mengaku kucing-kucingnya tak pernah stres. Ini berbeda ketika ia menitipkan mereka di tempat penitipan. “Mereka happy karena sitter-nya perhatian banget. Ngajak main terus,” kata Martha kepada Tempo, Rabu, 16 Agustus lalu.

Dengan tarif sebesar Rp 80 ribu per kunjungan, perawatan yang diberikan cat sitter tak jauh berbeda saat Martha sendiri yang mengurus. Keenam kucingnya diberi makan dan minum. Litter box atau bak penampung pasir kucing pun rutin dibersihkan.

Cat sitter mengajak anabul bermain, memotong kuku, hingga menyisir bulu mereka. Bahkan Martha juga bisa meminta cat sitter memandikan kucing-kucingnya bila kotor.

Ketua Indonesia Cat Association, Natalia Christanto, mengatakan cat sitter merupakan profesi yang sudah lama ada. Namun pekerjaan ini dulu dikenal dengan istilah cat boy atau cat girl. “Dia bekerja bersama breeder (pemilik kucing) di peternakan untuk membantu pet owner merawat keseharian (kucing),” katanya.

Natalia mengungkapkan para cat boy atau cat girl dibekali kemampuan merawat kucing, dari yang level dasar hingga advanced. Seperti sebuah jenjang karier, bila sudah di tingkat advanced artinya pengasuh anak bulu telah melalui pelatihan mengenai pertolongan pertama pada kucing bila terjadi sesuatu.

Jadi, kemampuannya tak sekadar memberi makan atau memandikan si anak bulu. Lebih dari itu, pengasuh kucing bisa menangani proses persalinan dan membersihkan bayi-bayi kucing. Terlebih bila kucing sakit, mereka sudah tahu tindakan apa saja yang perlu diberikan. “Itu salary-nya berbeda dan jam terbang,” ujar Natalia.

Ilustrasi "cat sitter". TEMPO/ Nita Dian

Kini, dengan makin banyaknya cat sitter pemula, Natalia menilai mereka minimal harus dibekali pengetahuan dasar yang bukan sekadar membersihkan kotoran atau memberi makan kucing. Tapi mengamati apakah kucing benar-benar makan, minumnya cukup, hingga tahu tindakan apabila tak sengaja memotong kukunya terlalu dalam. “Ketika mata kucing iritasi, apa yang harus dilakukan. Itu pengetahuan dasar. Sebaiknya menguasai itu,” kata Natalia.

Ia mengaku pernah dihubungi salah satu pemilik kucing yang menggunakan jasa cat sitter saat liburan. Pet owner tersebut bercerita kucingnya yang sedang hamil mengalami perdarahan. Cat sitter itu, kata Natalia, ikut panik karena banyak klinik yang tutup.

Pengalaman ini pun menjadi perhatian Natalia. Ia menyarankan agar pemilik kucing jangan sekadar mencari cat sitter yang murah. Perlu pertimbangkan pengalaman dan cat sitter itu juga memiliki kontak dokter hewan rekanan.

Natalia menuturkan modal sayang pada kucing saja tidak cukup dan belum tentu cat sitter itu punya keterampilan untuk merawat. “Karena merawat jauh lebih kompleks ketimbang sekadar suka atau sayang.”

Pemilik usaha cat sitter, Sheila Rafa Azzahra, juga mengutamakan pengalaman mengurus kucing ketika membuka rekrutmen cat sitter. Bahkan kalau bisa, calon cat sitter juga memelihara kucing. “Karena beda banget orang cuma suka kucing tapi enggak punya kucing dengan orang yang suka dan punya kucing,” ujar Sheila.

Setiap merekrut cat sitter, Sheila membekali mitranya dengan pelatihan sebanyak dua kali. Mereka tidak hanya diberikan ilmu menangani kucing, tapi juga klien. Misalnya, cat sitter harus komunikatif dan informatif. Mereka harus sopan dan baik untuk mendapatkan kepercayaan dari pelanggan. Untuk sisi kucingnya, cat sitter tidak boleh kasar. Cat sitter yang baik juga harus menjalin ikatan dengan kucing yang dirawatnya.

FRISKI RIANA 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Reporter Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus