Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
MRT mulai bangun dua stasiun dan terowongan penghubung di fase IIA.
MRT harus pindahkan Tugu Jam Thamrin.
MRT klaim jaga penghijauan kawasan Monas dalam pembangunan stasiun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Pembangunan kereta mass rapid transit atau moda raya terpadu (MRT) memasuki tahap lanjutan. Per akhir bulan ini, Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan mereka mulai membangun Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas, yang menjadi titik awal proyek fase IIA atau koridor Bundaran HI-Kota. Keduanya di bawah tanah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini proyek yang berbeda, punya tingkat kesulitan yang luar biasa,” kata William di kantor MRT, Wisma Nusantara, kemarin. PT MRT menghadapi banyak persoalan teknis di koridor tersebut. Stasiun Thamrin, kata dia, akan menjadi tempat perhentian terbesar di fase II dengan panjang 455 meter. Stasiun ini memiliki 10 pintu masuk karena akan menghubungkan jalur kereta Ratangga antara koridor Lebak Bulus-Ancol dan Cikarang-Balaraja.
Padahal, kata William, tanah di lokasi calon Stasiun Thamrin memiliki karakter lunak (soft soil condition) dan rentan penurunan (land subsidence layer) yang mengharuskan penanaman fondasi hingga kedalaman 30 meter. Selain itu, pembangunan stasiun ini mengharuskan PT MRT memindahkan sementara cagar budaya di kawasan tersebut, yaitu Tugu Jam Thamrin.
Kesulitan lain ada di Stasiun Monas, yang panjangnya 280 meter dan berada di kawasan cagar budaya Monumen Nasional. Menurut William, perusahaan milik pemerintah DKI tersebut telah berkomunikasi dengan Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka karena satu pintu masuk stasiun tersebut berada di sisi barat Monumen Nasional.
Dalam pembangunan, PT MRT harus memastikan semua pohon yang dicabut dapat kembali menghijaukan sisi barat Monas. Selain itu, sebagai upaya menangkal kemacetan di Jalan Medan Merdeka Barat, pembangunan stasiun akan memakai konsep box jacking, yaitu menurunkan dan menempatkan semua alat berat di Jalan Museum, antara gedung Museum Nasional dan gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika. “Jalan Museum ditutup selama proyek berlangsung,” kata William.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim, mengatakan pembangunan Stasiun Thamrin dan terowongan penghubung kedua stasiun memakan badan Jalan M.H. Thamrin. Menurut dia, perusahaannya juga telah menyiapkan skema pengaturan lalu lintas yang menyesuaikan dengan tiga tahap penyelesaian proyek di lokasi tersebut.
Rekayasa lalu lintas dilakukan pada Jalan M.H. Thamrin, dimulai dari muka gedung Sinar Mas Land hingga Bundaran Patung Kuda. Pada tahap pertama, Juli 2020 hingga Maret 2023, PT MRT akan memangkas lebar trotoar untuk pelebaran badan jalan. “Karena area pengerjaan akan mengambil tengah jalan atau persis di jalur bus Transjakarta,” kata dia.
Tahap kedua, April-Desember 2023, ruas jalan raya akan berada di tengah dan sisi barat karena pengerjaan proyek akan memakai sisi timur jalan. Tahap ketiga akan memindahkan lagi ruas jalan raya ke tengah dan sisi timur, Januari 2024-Januari 2025. “Pengerjaan proyek bergeser ke kanan (barat) Jalan M.H. Thamrin,” ujar Silvia.
PT MRT telah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi soal pembuangan tanah galian dari proyek pembangunan stasiun dan terowongan fase II. Rencananya, sekitar 1,3 juta kubik tanah tersebut akan digunakan PT Pembangunan Jaya Ancol sebagai bahan untuk menimbun laut untuk ekspansi Ancol. Berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 237 Tahun 2020, Balai Kota mengizinkan perluasan lahan 35 hektare untuk Dunia Fantasi dan 120 hektare di kawasan timur Taman Impian Jaya Ancol.
FRANSISCO ROSARIANS
18
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo