Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Muhammadiyah dan 70 Pemimpin Lintas Agama Kumpul di Bogor Bahas Perubahan Iklim

Dialog lintas agama ini dilakukan Muhammadiyah dan Ashoka Indonesia karena dampak perubahan iklim dan bencana tidak memandang agama

31 Agustus 2022 | 09.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Logo Muhammadiyah. wikipedia.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Muhammadiyah bersama dengan organisasi Ashoka Indonesia mengumpulkan 70 pemimpin lintas agama untuk menggagas perubahan demi mengatasi krisis iklim lewat acara "Faith Inspired Changemaking Initiatives" (FICI).

"Dengan jumlah umat beragama dan berkeyakinan di Indonesia lebih dari 90 persen, maka spiritualitas agama menjadi sangat strategis untuk memitigasi dan mencegah dampak perubahan iklim," kata Direktur Program Eco Bhinneka dari Muhammadiyah
, Hening Parlan, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2022 seperti dikutip dari Antara.

FICI berlangsung pada 26-30 Agustus 2022 di Bogor, Jawa Barat dengan dihadiri 70 pemimpin agama dan komunitas iman dari 17 provinsi dan 30 kabupaten di Indonesia
. Acara ini diharapkan bisa mempererat persatuan komunitas lintas iman dan gerakan lingkungan hidup sehingga mendorong kepedulian masyarakat lebih luas akan krisis iklim di Indonesia.

Direktur Regional Ashoka Asia Tenggara
, Nani Zulminarni, menjelaskan inisiatif tersebut dilakukan karena krisis iklim pun tidak memandang agama. Menurut dia, agar umat manusia dapat bertahan semua harus memiliki cara pandang tentang hidup berkelanjutan. "Dan kita butuh kolaborasi antarumat beragama," katanya.

Para peserta yang hadir antara lain adalah perwakilan Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Wanita Katholik RI, Gereja Kalimantan Evangelis, Gereja Protestan Indonesia Barat, Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Majelis Tinggi Agama Kong Hu Cu Indonesia (MATAKIN), Parishada Hindu, Buddha Tzu Chi dan organisasi afiliasi agama dan kepercayaan lain.

Organisasi lingkungan yang tidak berbasis agama juga hadir seperti organisasi lingkungan dari Kalimantan Barat Gemawan, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), organisasi nelayan perempuan dari Demak Puspita Bahari, aktivis sungai Prigi Arisandi, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara dan lainnya.

"Gerakan lingkungan harus terus terhubung dengan gerakan-gerakan lain yang sudah ada karena itu jembatan yang dibangun lokakarya FICI antara gerakan lingkungan dan gerakan keagamaan, amat penting," kata Manajer Kampanye WALHI
, Parid Ridwanuddin.

Sedangkan dari akademisi hadir perwakilan dari Universitas Indonesia, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Pusat Studi Islam UIN Yogyakarta, Universitas Binus University dan berbagai pesantren.

Selanjutnya dari organisasi kepemudaan hadir perwakilan Ikatan Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, penggerak pengolahan sampah elektronik Rafa Jafar dan lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus