Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pakar Jelaskan Fakta Rokok Elektrik, Benarkah Tak Berbahaya?

Pro dan kontra soal bahaya rokok elektrik yang sama besar dengan rokok konvensional terus berlanjut. Bagaimana tanggapan pakar?

20 Juni 2018 | 19.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi rokok elektrik. Christopher Furlong/Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Persepsi masyarakat terhadap rokok elektrik dinilai masih keliru, yang menganggap risiko kesehatan produk tembakau alternatif sama bahayanya dengan rokok konvensional. Begitu kata peneliti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Masih ada perbedaan yang cukup signifikan antara persepsi masyarakat dan bukti ilmiah. Hasil penelitian yang komprehensif mengenai produk tembakau yang dipanaskan, bukan dibakar, dan rokok elektrik terkadang cenderung dinilai negatif oleh masyarakat. Padahal produk ini memiliki potensi risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok," kata peneliti di Pusat Bedah Jantung Onassis di Athena, Yunani, Konstantinos E. Farsalinos.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejumlah peneliti dunia berkumpul di acara "Global Forum on Nicotine 2018" di Warsawa, Polandia, untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh rokok.

Dari sejumlah penelitian yang dikemukakan dalam ajang ilmiah internasional ini, peneliti sepakat bahwa metode pengurangan bahaya produk tembakau dinilai dapat menjadi salah satu solusi yang tepat untuk mengurangi jumlah perokok di dunia sebelum akhirnya benar-benar terbebas dari produk tembakau.

Dewan Penasihat Himpunan Peniliti Indonesia (HIMPENINDO) yang juga merupakan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Dr. Erman Aminullah M.Sc., di tempat terpisah mengatakan bahwa meskipun inovasi produk tembakau alternatif mulai banyak bermunculan di Indonesia, pada akhirnya konsumen yang akan memilih produk tembakau alternatif yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.

"Untuk produk tembakau alternatif yang menggunakan teknologi dalam pemakaiannya serta telah didukung oleh penelitian yang kredibel sehingga hasilnya berpotensi lebih rendah risiko daripada rokok, maka hanya tinggal menunggu waktu para konsumen untuk memahami potensinya dan beralih ke produk tersebut," katanya.

Ketua Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia dan juga anggota Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR), Prof. Dr. Achmad Syawqie Yazid, mengatakan bahwa selain ada peranan teknologi, produk tembakau alternatif juga menerapkan metode pengurangan bahaya.

"Produk tembakau alternatif ditujukan untuk membantu permasalahan merokok di Indonesia," jelasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus