Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Para pedagang baru di tanah abang

Pedagang kaki lima masih berhamburan di tanah abang. tak mampu membayar kios yang disediakan di pasar pusat tanah abang. akan diusahakan dengan sewa yang murah. (kt)

10 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKHIR bulan Agustus baru lalu, sudah 2 tahun persis Pasar Pusat Tanah Abang (Jakarta) diresmikan. Tapi di sekitarnya, mulai dari Tanah Abang Bukit sampai menjelang stasiun Tanah Abang, pedagang kaki-lima masih berhamburan. "Itu di luar tanggungjawab saya" kata drs Eddy Sofyan, pimpinan Pasar Pusat Tanah Abang. Sebab, tambahnya, kebanyakan pedagang kaki lima di situ adalah pendatang-pendatang baru. Terus meluapnya kaki lima di daerah itu kerap dikaitkan dengan kios-kios yang masih banyak kosong di Pasar Pusat Tanah Abang yang berlantai 3 itu. Eddy Sofyan mengakui bahwa kios-kios di Lantai II pasar itu masih kosong. Sebab pedagang-pedagang lemah bekas pasar lama ternyata merasa tak mampu memilikinya. Menurut Eddy harga tiap kios di lantai itu ditetapkan Rp 1,6 juta. Jumlah ini harus dibayar di muka sebanyak 40, sisanya dicicil untuk jangka waktu 2 tahun. Pedagang lemah itu berjumlah seWtar 400 orang. Kebanyakan warga Betawi asli, umumnya sebagai pedagang grosir. Merasa harga kios tak terjangkau oleh kantong, merekapun menggelar tikar di kaki lima, sepanjang tepi sungai bahkan sampai ke lorong-lorong sempit di luar kawasan pasar. Tapi awal Juli baru lalu Direktur Utama PD Pasar Jaya memberi keringanan bagi pedagang-pedagang golongan ini. Kepada mereka hanya dikenakan uang sewa Rp 275 sampai Rp 325 setiap hari untuk tiap kios. Sehingga sampai akhir bulan lalu pedagang-pedagang itu sudah memegang kunci kios, walaupun baru 500 di antara mereka yang membuka dagangannya. Pedagang-pedagang kaki lima yang masih berserakan di sekitar itu sekarang memang mengesalkan Eddy Sofyan juga. Pernah, katanya, dicoba mengizinkan mereka berdagang di pelataran parkir Pasar Pusat Tanah Abang mulai jam 3 sore. "Tapi hanya betah seminggu" gerutu Eddy. Sehingga satu-satunya pemecahan yang diharapkannya adalah jika Pasar Inpres yang sekarang sedang dibangun di daerah Tanah Abang Bongkaran selesai. Tak disebutnya apakah kelak akan tumbuh pula pendatang-pendatang baru di kaki lima yang sama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus