Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pelacur nenek-nenek

Nenek siti muayanah mufti, 66, jadi pelacur karena kesulitan ekonomi. tertangkap razia dan diadili pn yogyakarta. (ina)

3 Agustus 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HAKIM Siti Muayanah Mufti, dari Pengadilan Negeri Yogyakarta, sempat tercengang melihat Tukiyem. Wanita tua yang mengaku berusia 66 tahun itu dihadapkan kepadanya dua pekan lalu untuk diadili, dengan tuduhan melanggar Perda: menjadi kupu-kupu malam alias pelacur. Berada di antara 24 rekannya yang sama-sama kena razia, Tukiyem memang tampak lain. Ia tak ubahnya ibu, atau nenek, bagi teman-temannya seprofesi yang umumnya masih berusia belasan. Rambutnya kelabu, dan keriput di wajahnya jelas tak bisa disembunyikan. Tapi ia masih kelihatan cukup genit dalam memamerkan sisa-sisa kemontokannya. Tukiyem, yang selalu berkebaya dan bersanggul, tak menyangkal sedang menjajakan diri saat kena razia. "Saya terpaksa, Bu. Tapi saya sekarang kapok, tidak akan berbuat lagi," ujarnya sambil tersipu-sipu. Hakim Siti Muayanah geleng-geleng kepala. "Aduh, Bu . . . ," katanya. "Sudah setua ini kok masih mau berbuat begituan. Apa masih ada yang mau mendekat?" Dengan berat hati, Bu Hakim akhirnya menjatuhkan vonis 1 minggu kurungan untuk Tukiyem, di samping keharusan membayar ongkos perkara, Rp 500. Merasa bersalah, Tukiyem menerima hukuman itu tanpa protes. Menurut seorang petugas kejaksaan yang membawa Nenek Tukiyem ke sidang, wanita itu berasal dari Desa Ngawu, Gunung Kidul. Beberapa waktu lalu ia, ibu seorang anak, bercerai dari suaminya. Karena kesulitan ekonomi, agaknya, ia dengan amat terpaksa mengadu nasib sebagai WTS, bersaing dengan wanita-wanita lain yang masih segar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus