Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Mobil listrik bernama Garuda UNY yang dibuat tim mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) proses pembuataannya bisa terbilang unik namun tetap profesional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mobil dua penumpang berkonsep city car dan bisa dipacu hingga top speed 70 kilometer per jam itu ternyata konsepnya sudah dirintis sejak April 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat itu Rektor UNY, Sutrisna Wibawa, berharap UNY bisa melahirkan konsep mobil listrik yang bisa dipakai keseharian masyarakat karena saat itu belum banyak kampus yang merintisnya. Terlebih saat itu proyek Mobil Listrik Nasional (Molina) yang digadang pemerintah belum terlalu bergaung wujudnya.
"Sejak April 2018 itu kami merintis secara mandiri proyek mobil listrik ini, dari anggaran universitas dan tenaga dari mahasiswa Jurusan Otomotif," ujar Ketua Tim Mobil Listrik Garuda UNY, Adhe Herlambang ditemui di kampus Fakultas Teknik UNY Yogyakarta, Senin, 24 Juni 2019.
Baca juga: Mobil Listrik Garuda UNY Diperkenalkan, Simak Spesifikasinya
Untuk perencanaan mobil listrik itu dilakukan selama empat bulan, dari April hingga Agustus 2018. Berbagai riset literasi, studi kasus, hingga regulasi terkait mobil listrik didalami.
Ada tujuh divisi dibentuk untuk memproduksi mobil listrik yang menghabiskan dana Rp 150 juta itu. Meliputi Divisi Desain, Divisi Sasis, Divisi Interior, Divisi Kelistrikan, Divisi Bodi, Divisi Rem, Kemudi, dan Suspensi, serta Divisi Masining (pembuat komponen onderdil lewat bantuan mesin).
Tiap divisi beranggotakan dua hingga tiga mahasiswa dan dibimbing tujuh penasehat dari kalangan dosen. Total ada sekitar 20 mahasiswa.
"Yang terlibat mahasiswa diploma Jurusan Otomotif, baik yang sedang menempuh tugas akhir maupun mahasiswa tahap awal untuk regenerasi," ujar Adhe.
Mulai September 2018 dimulai proses manufaktur pertama. Yang dimulai oleh Divisi Sasis dengan pembuatan sasis selama kurang lebih dua bulan, hingga Oktober 2018.
Setelah sasis selesai, dilanjutkan pembuatan kaki-kaki oleh Divisi Rem, Kemudi, dan Suspensi. Mereka ini juga merakit komponen kaki kaki mulai roda,rem, gardan, hingga kemudi.
Tahap selanjutnya yang paling sulit dan memakan proses panjang berbulan-bulan adalah membuat bodi mobil.
Baca juga: Test Drive Mobil Listrik Garuda UNY, 4 Bagian Ini Perlu Perbaikan
Sebab dibutuhkan detil dan ketelitian tinggi dan prosesnya lama karena menerapkan sistem molding. Baik molding positif dan negatif. Setelah itu dicetak menggunakan resin dan karbon.
"Bahan bodinya menggunakan fiber, prosesnya lama dan biayanya 40 persen sendiri dari total investasi biaya produksi, atau sekitar Rp 50 juta," ujar Adhe.
Sulitnya pembuatan bodi mobil mungil namun banyak lekukan itu yang membuatnya lama dan sulit. Beda dengan pembentukan bodi mobil komersil yang menggunakan pelat yang langsung dibentuk.
Sedangkan di mobil listrik perdana ini karena tunggal maka tak ada cetakan yang dipakai untuk ukuran, melainkan hanya menggunakan dasar estetika.
Namun dengan lahirnya mobil listrik Garuda ini, kini UNY sudah memiliki cetakan untuk proyek selanjutnya.
Setelah proses pembuatan bodi selesai, proses selanjutnya yakni pemasangan kelistrikan oleh Divisi Kelistrikan. Yang membereskan kelistrikan dari lampu-lampu, sein, kelistrikan motor hingga controller-nya.
Divisi Interior lantas melanjutkan kerja itu guna memoles kabin-kabin, dashboard, hingga lantai alasnya.
"Jadi 90 persen komponennya memang dibuat sendiri, dan merupakan produk lokal," ujarnya.
Mobil listrik ini mesinnya menggunakan komponen motor listrik BLDC (Brushless Direct Current) berdaya 10 kilowatt.
"Mobil listrik Garuda UNY sudah kami uji berkeliling di sekitar kawasan kampus, dan lancar," ujarnya.