Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dirut LRT Jakarta Hendri Saputra menyatakan pendapatan moda transportasi itu mengalami peningkatan 57 persen pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan itu diperoleh dari tiket penumpang maupun non-tiket (non fare box).
"Pendapatan kami pada 2022 sekitar Rp211 miliar. Ada peningkatan 57 persen persen yoy dari tahun 2021," kata Hendri di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023, seperti dikutip dari Antara.
Laba LRT Jakarta tercatat sekitar Rp8 miliar pada 2022. Tahun sebelumnya LRT rute Kelapa Gading - Velodrome itu hanya Rp3 miliar. "Terjadi peningkatan 128 persen," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan peningkatan pendapatan itu, kas anak usaha PT Jakarta Propertindo (Jakpro) itu kini mencapai angka Rp100 miliar, atau naik 15 persen. Pada 2021, kas perusahaan itu hanya Rp87 miliar.
Baca: Dewan Transportasi Dukung Kelanjutan Proyek LRT Jakarta Velodrome-Manggarai
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun secara operasional keseluruhan, pendapatan LRT Jakarta didapat dari subsidi daerah atau Public Service Obligation (PSO) dari Pemprov DKI Jakarta.
"Highlight kami secara on time performance 99 persen, standar pelayanan minimal kami juga tercapai 99 persen," kata Hendri.
Pendapatan LRT Jakarta yang mulai membaik itu, kata Hendri, tidak lepas dari jumlah penumpang yang terus meningkat. Pada 2022, jumlah penumpang mencapai 1.877 penumpang per hari. Sebelumnya jumlah penumpang LRT Jakarta masih 1.500 orang atau di bawah 1.000 pada masa pandemi Covid-19.
"Peningkatan penumpang LRT Jakarta pada 2022 naik 117 persen, dari tahun 2021," katanya.
Dirut LRT Jakarta itu berharap pada 2023 jumlah penumpang semakin meningkat. "Target kami sekitar 2.500-3.000 penumpang per hari."
Baca juga: LRT Jakarta Tambah Jam Operasional Saat Malam Tahun Baru