SERDADU Amerika dengan sekutu-sekutunya menggempur Irak, adu jotosnya sampai di Banyumas. Pelakunya 80 anak muda. Dengan biaya sendiri dan naik colt omprengan atau bersepeda motor, mereka menuju lembah Gunung Slamet di Curug Cipendok. Kedatangan mereka ke tempat wisata di Banyumas, Jawa Tengah, Minggu pekan lalu itu semula berniat mulia: berdiskusi tentang Perang Teluk yang sedang berkecamuk. Mereka itu dari Kelompok Ilmiah Remaja SMA Muhammadiyah 7, Angkatan Muda Muhammadiyah, dan Teater Gethek -- semuanya dari Ajibarang, Purwokerto. Dengan latar belakang air terjun dan sungai, peserta duduk di atas batu. Diskusi dimulai pukul 09.00. Yang pertama berbicara Bambang Suharno dari Remaja SMA Muhammadiyah. Ia membenarkan bahwa pemberitaan Perang Teluk yang bersumber dari pers atau kantor berita Barat tak seimbang. Namun, Bambang berkeyakinan, ada juga benarnya. "Dan ini memecah umat Islam dunia, ada yang mendukung Presiden Saddam Hussein atau memihak Presiden George Bush," katanya. Kemudian muncul Edy Romadhon, dari Teater Gethek. Ia membuka pembicaraan dengan membalik sejarah. Saddam mencaplok Kuwait karena negeri itu dulu termasuk wilayahnya. "Dan Saddam juga memperjuangkan Palestina. Kelemahannya, hanya ia mengabaikan peraturan internasional," katanya. Selesai Edy berbicara, dan belum sempat moderator Warto Tirto (dari Teater Gethek) membuka termin, peserta saling nimbrung. Mereka menuduh, "Saddam tak Islami karena menggempur Saudi." Lantas yang lain, sambil berdiri di atas batu, bilang, "Saddam itu Islami. Saya lihat dia melakukan salat, di TV." Ada pula teriakan: "Kalau Saddam mau nyerang Israel, tak usah nyerang Kuwait dan Arab Saudi, langsung gempur Israel." Edy dan Warto tidak lagi kebagian cuap karena diborong yang lain, "Bumi Islam tercabik-cabik. Salah siapa? Salah Saddam? Salah Amerika? Salah Arab Saudi?" Bahkan pendirian mereka ikut terbelah. Selain ada yang menyalahkan Saddam, ada yang menuding Amerika Serikat dan Arab Saudi sebagai biang perang. Suasana jadi panas. Argumentasi yang diajukan tak lagi runtut. "Dan yang emosional sampai buka baju segala," kata Edy kepada Kastoyo Ramelan dari TEMPO. Yang melepaskan baju sekitar enam pemuda. Dan yang lain sudah melayangkan jotosannya ke punggung lawannya. Sebelum pertarungan satu lawan satu berlangsung, Edy cepat melerai. Karena yang terkena jotos memang mau membalas. Tiba-tiba ada yang kecebur dalam sungai. "Tenggelamkan saja. Berani, ayo," terdengar teriakan. "Berani saja," balas yang lain. "Byaaar". Dua remaja anjlok ke sungai. Sebelum dilelep, Bambang dan Edy lagi-lagi melerai mereka. "Waduh, kok kita ikut perang. Masya Allah," teriak para peserta putri. Pertemuan ingar-bingar itu bubar pukul 14.00, lantaran turun hujan deras. Muka mereka memang tak sempat benjol-benjol. Hanya, ketika pulang ke rumah masing-masing, mereka membawa perasaan sewot sendiri-sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini