Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pesawat Lion Air Altitude Disagree Sebelum Jatuh, Apa Artinya?

Pesawat Lion Air dilaporkan memiliki masalah kritikal sebelum digunakan menerbangi rute Jakarta-Pangkal Pinang dan jatuh pada Senin 29 Oktober 2018.

30 Oktober 2018 | 20.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Boeing 737 Max 9 Lion Air (Boeing.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Koran Tempo menulis riwayat pesawat Lion Air JT 610 sekitar tujuh jam sebelum jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin pagi 29 Oktober 2018. Pesawat ditulis melayani rute penerbangan Denpasar-Jakarta pada Minggu malam 28 Oktober 2018 dan dilaporkan memiliki status airspeed and altitude disagree.

Baca:
Jokowi Tinjau Serpihan Lion Air JT 610, Evakuasi Berlanjut 7 Hari

Airspeed and altitude disagree merupakan kondisi ketidaksesuaian data kecepatan dan ketinggian pesawat antara layar pilot (kiri) dan kopilot (kanan). Dalam kondisi ini, pilot harus stand-by secara manual. Ini kondisi yang dikutip Koran Tempo dari sumbernya sekalipun Fulki Naufan, kopilot pesawat, mengatakan seperti dikutip Koran Tempo 30 Oktober 2018, “Maaf, saya enggak bisa kasih info apa pun.”

Sumber lainnya, seorang mekanik pesawat, membantu menerjemahkan persoalan yang sama yang diduga dialami pesawat tersebut sebelum menerbangi rute Jakarta-Pangkal Pinang, Senin pagi 29 Oktober 2018. Ketika disodorkan dokumen yang diduga dibuat usai penerbangan Denpasar-Jakarta, dia menyebut ada abnormal indikasi dari petunjuk ketinggian terbang dalam kokpit pesawat.

Baca:
Detik-detik Lion Air JT 610 Jatuh, KNKT: Pilot Minta RTB di Ketinggian 2.000 Kaki


Menurut dia masalah itu tergolong kritikal dan harus segera dilakukan kalibrasi oleh teknisi ketika pesawat di darat. “Kalau enggak saat inflight pilot enggak bisa membedakan actual ketinggiannya,” kata dia via aplikasi percakapan Whatsapp, Selasa 30 Oktober 2018.

Baca:
Cerita Kopilot Lion Air Jatuh, Sakit Gigi Tapi Tetap Terbang

Masih ada instrumen yang disebutnya standby altimeter tapi menurutnya itu hanya digunakan ketika darurat. Ini sejalan dengan informasi yang dikutip Koran Tempo kalau pilot dan kopilot pesawat jenis Boeing 737 itu harus mengendalikan manual ketika menerbangi rute Denpasar-Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus