Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pesta Anyep Sisi Lain

Pasangan Prabowo-Hatta menurunkan istri elite partai koalisi guna merebut suara perempuan di kantong suara. Juga mengklaim memenangi pemilihan.

14 Juli 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BELUM juga hitung cepat pemilihan presiden rampung, pengusaha minyak Muhammad Riza Chalid meninggalkan tempat para pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa meriung di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan. Ia diantar Bendahara Umum Partai Golkar Setya Novanto sampai ke gerbang dan tak terlihat lagi hingga acara di rumah peninggalan ekonom Sumitro Djojohadikusumo itu usai, sekitar lima jam kemudian.

Di rumah ayah Prabowo itu, Rabu siang pekan lalu, hampir seluruh hadirin terpaku pada sederet televisi di teras dan ruang tengah. Berbagai kanal menayangkan hasil hitung cepat pemilihan presiden oleh sejumlah lembaga survei. Salah satunya Indikator Politik Indonesia di Metro TV. Waktu itu, sekitar pukul 14.15, persentase suara pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sekitar 52 persen. Adapun suara Prabowo-Hatta berkisar di angka 47 persen. Data yang masuk belum mencapai 70 persen.

Tetamu riuh begitu Metro TV menyiarkan konferensi pers dari Kebagusan-kediaman Megawati Soekarnoputri-sekitar pukul 15.30. Kubu Jokowi-JK mengklaim telah memenangi pemilihan. Orang-orang di Kertanegara tampak lesi. Fauka Noor Farid, bekas anggota Satuan Tugas Mawar Komando Pasukan Khusus yang kini menjadi penyokong Prabowo, keluar-masuk rumah sambil menelepon entah siapa.

Lima belas menit berlalu, Hatta Rajasa tiba. Ditanya wartawan soal hasil hitung cepat, Hatta menjawab singkat, "Jalan masih panjang." Tak berselang lama, Mahfud Md., ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta, menggelar konferensi pers menanggapi klaim kubu Kebagusan. Menurut Mahfud, pemilihan justru dimenangi jagoannya. "Ini bagian dari perang cyber," ujarnya-yang ia maksud, agaknya, psywar atau perang urat saraf.

Prabowo sampai di Kertanegara lima menit kemudian, disambut lagu Garuda di Dadaku yang dimainkan grup band di beranda. Ia bergegas masuk tanpa menanggapi pertanyaan wartawan tentang hasil hitung cepat. Didampingi pemimpin dan elite partai pendukungnya, Prabowo keluar lagi menuju mimbar kaca di teras, lalu berbicara kepada pers. "Semua keterangan yang masuk menunjukkan bahwa kami, pasangan nomor satu, Prabowo-Hatta, mendapat dukungan dan mandat dari rakyat Indonesia," katanya.

Prabowo mengakhiri pidatonya dengan melakukan sujud syukur. Para pendukungnya, yang berkemeja putih dengan logo garuda merah di dada, merespons dengan pekikan "Hidup Prabowo!" berulang-ulang. Sambil berseru, mereka-di antaranya Aburizal Bakrie, Suryadharma Ali, Idrus Marham, dan Hary Tanoesoedibjo-meninju langit. Band di beranda menyemarakkan suasana dengan lagu Maju Tak Gentar.

Gegap-gempita "kemenangan" di teras tak menular ke dalam rumah. Tak ada raut gembira di wajah pada pendukung. Sebagian besar lesu menatap televisi yang menampilkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga-yang sebagian besar memenangkan Jokowi. Satu-dua tamu bercengkerama, tapi tanpa gelak tawa.

Tamu berduyun-duyun datang ke rumah di Jalan Kertanegara hingga sore, tapi sebagian hanya singgah sebentar. Salah satunya Wakil Ketua Umum Gerindra yang juga kawan dekat Prabowo, Widjono Hardjanto alias Onny. Ia hanya tinggal sekitar sepuluh menit.

Mahfud Md., yang ditanya pada Jumat pekan lalu, membantah suasana di dalam rumah anyep. Kata Mahfud, kemeriahan juga menyelimuti pendukung di ruang tengah. Menurut dia, deklarasi kemenangan oleh kubunya itu untuk mengimbangi pengumuman pihak Jokowi. "Supaya masyarakat tidak terhegemoni satu opini," ujarnya.

l l l

SEHARI sebelum pemilihan, kubu Prabowo percaya diri memenangi pemilihan. Jaringan Suara Indonesia atau JSI, lembaga survei dan konsultan politik yang disewa Prabowo-Hatta, memprediksi kliennya bakal mengungguli Jokowi-JK. Pasangan nomor urut satu disebutkan bakal memperoleh suara sekitar 54 persen, sedangkan nomor urut dua kira-kira 46 persen.

Didik Pramuka, direktur relawan tim pemenangan Prabowo-Hatta, mengklaim angka tersebut masuk akal karena timnya sudah bergerak ke segala lini. Tim pemenangan menjadi motor untuk menggerakkan partai penyokong menjangkau pemilih. Tugas partai pendukung berbeda-beda, bergantung pada keunggulan masing-masing.

Golkar, yang kadernya banyak menjadi kepala daerah, ditugasi memimpin teritorial. Partai Keadilan Sejahtera mengkoordinasi saksi. Hampir semua saksi Prabowo-Hatta di tempat pemungutan suara adalah kader PKS. "Kalau Gerindra dan PAN itu manten-nya," kata Didik. Karena itu, kedua partai ini mengerahkan habis-habisan sumber dayanya untuk mendukung Prabowo-Hatta, yang dipanggil dengan kode "08" dan "02". Angka "08" mengacu pada nomor mobil dinas Prabowo sewaktu menjabat Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus. Adapun "02" merujuk pada posisi wakil presiden sebagai orang nomor dua.

Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Bulan Bintang berperan mendekati kaum nahdliyin guna mengimbangi gerak Partai Kebangkitan Bangsa, yang mendukung Jokowi. Tugas yang sama sebenarnya juga dibebankan kepada Mahfud Md. Sebulan terakhir, ia berkantor di Surabaya untuk memonitor Jawa Timur.

Kubu Prabowo yakin, bila unggul di Jawa Timur, yang menjadi basis Nahdlatul Ulama, mereka bakal menjadi pemenang. "Kami memanfaatkan kekecewaan kiai terhadap Muhaimin Iskandar," ujar Didik menyebut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa itu. Ia mengklaim semula kiai-kiai mendukung PKB lantaran menyangka Mahfud bakal menjadi pendamping Jokowi.

Di Jawa Tengah, pendekatannya lain lagi. Selain mendekati kiai, tim merangkul tokoh-tokoh kaum nasionalis untuk dijadikan magnet. "Jawa Tengah kan basis kaum nasionalis," katanya. Mereka yang direkrut, antara lain, mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih, yang juga politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dan Patih Kasunanan Surakarta Panembahan Agung Tedjowulan. "Bahkan Rustri kami hadirkan di debat capres terakhir."

Tim memfokuskan Jawa Tengah dan Jawa Timur karena merasa sudah unggul di Jawa Barat. Guna menjalankan misi ini, tim menurunkan pasukan baru untuk menyasar kaum Hawa. Kelompok ini terhimpun dalam Perempuan Pendukung Prabowo-Hatta. Koordinatornya Okke Rajasa, istri Hatta. Anggotanya istri-istri elite partai pendukung, antara lain Tatty Aburizal Bakrie. "Enggak dapat bapaknya, ya, dapat ibunya," ujar Didik.

Sejak 29 Juni hingga 5 Juli lalu, rombongan yang beranggotakan 80 orang berkeliling ke 21 kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mereka menunggang dua bus, satu milik tim Hatta dan sebuah lagi milik Aburizal Bakrie, diiringi beberapa Alphard dan truk pengangkut logistik. "Mereka masuk ke pasar-pasar," kata Didik. Okke dan kawan-kawan beroperasi menjelang buka puasa dan sahur. Mereka membagi-bagikan makanan plus atribut.

Di Jawa Tengah dan Jawa Timur juga Keluarga Cendana kabarnya melibatkan diri. Menurut seorang anggota tim pemenangan, sebagian biaya kampanye Prabowo-Hatta di kedua wilayah itu ditanggung Cendana. Siti Hardijanti alias Tutut menyumbangkan dana untuk kampanye di Solo, Jawa Tengah. Sedangkan Bambang Trihatmodjo disebutkan membiayai kampanye di sejumlah kota di Jawa Timur.

Merapatnya keluarga Soeharto ke Prabowo terlihat dalam sejumlah kesempatan. Siti Hediati Hariyadi alias Titiek hadir dalam debat calon presiden untuk mendukung mantan suaminya. Prabowo juga berziarah ke makam Soeharto dan istrinya, Siti Hartinah alias Tien, di Karanganyar pada Juni lalu, didampingi Tutut dan Titiek. "Sudah pasti mendukung Prabowo-Hatta seratus persen. Dijamin," ujar Titiek setelah menyaksikan debat calon presiden yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum akhir Juni lalu.

Mahfud Md. tak menyanggah juga tak membenarkan bahwa Keluarga Cendana ikut menjadi donatur Prabowo-Hatta. "Tulis saja kalau Anda punya datanya," katanya.

l l l

TIM Prabowo-Hatta tak melulu bertumpu pada tenaga partai. Didik mengatakan "relawan" berperan besar dalam mendongkrak popularitas Prabowo. Sampai akhir Juni lalu, ada 1.074 organisasi dan 1.747 individu yang mendaftarkan diri sebagai relawan. Sebagian relawan masuk "kelompok isu". Menurut Didik, mereka adalah "profesor" dari sejumlah universitas yang diberi tugas mengomentari visi-misi Jokowi.

Menurut Didik, jumlah relawan yang tak mendaftarkan diri ke tim pemenangan jauh lebih besar. Ia mengklaim sedikitnya ada 490 ribu orang. Tugasnya mengawasi tempat pemungutan suara untuk melapis saksi dari PKS. Mereka disusupkan sebagai salah satu saksi dari pihak Prabowo-Hatta. "Identitasnya disembunyikan," kata Didik. Namun urusan saksi tetap berada di bawah kendali PKS.

Relawan semula berbondong-bondong datang ke markas pemenangan di Rumah Polonia, Jakarta Timur, untuk deklarasi. Belakangan, kegiatan dialihkan ke Djoko Santoso Center di Jalan Diponegoro, Jakarta. Rumah ini juga kantor organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia, penyokong Hary Tanoesoedibjo.

Seorang anggota tim pemenangan mengatakan kegiatan di Djoko Santoso Center, yang dimotori mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Djoko Santoso, bukan hanya soal relawan. Tim Djoko Santoso juga menjadi ujung tombak tim pemenangan. Tim Djoko Santoso mengatur strategi hingga mendistribusikan logistik. Kebutuhan logistik juga dipasok dari sebuah kantor milik politikus Partai Persatuan Pembangunan, Djan Faridz, di Jalan Talang, Jakarta Pusat.

Pengalihan beban kerja dari Polonia ke Djoko Santoso Center dilakukan karena koordinasi di sana tak berjalan. "Nama-nama beken di tim pemenangan hanya pajangan," ujarnya. Bahkan tanggung jawab kesekretariatan di Polonia kini tak lagi dipegang oleh orang-orang Harris Tahir, pengusaha pemilik rumah Polonia, tapi oleh Laksamana Madya Purnawirawan Moekhlas Sidik, mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut.

Urusan strategi juga banyak dibicarakan di rumah Jalan Kertanegara, yang Rabu pekan lalu menjadi tempat nonton bareng siaran hitung cepat. Rumah ini menjadi markas tim keluarga Prabowo, yang bergerak sendiri di luar tim pemenangan. Wakil ketua tim pemenangan, Jenderal Purnawirawan George Toisutta, menyanggah kabar bahwa kendali tim resmi Prabowo-Hatta berpindah ke tangan Djoko Santoso. "Enggak benar," kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu.

l l l

SAMPAI hitung cepat selesai pada Rabu sore pekan lalu, persentase suara Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK tak banyak berubah. Sebagian besar lembaga survei menyatakan Jokowi unggul sekitar lima persen. Meski begitu, Mahfud Md. tetap meyakini Prabowo-Hatta memenangi pemilihan. Ia mengatakan tak ada antisipasi bila Komisi Pemilihan Umum ternyata juga menetapkan Jokowi-JK sebagai pemenang. "Kami menunggu hasil dari KPU. Untuk apa capek-capek mengantisipasi hal-hal yang jalurnya sudah jelas?" katanya.

Anton Septian, Singgih Soares

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus