Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jamal baru berusia 23 tahun ketika mendapat ?kehormatan? itu: menjadi anggota Divisi Sekuriti Hamas. Orang tuanya tewas saat rumah mereka di Kota Gaza dibuldoser tentara Israel. ?Darah saya mendidih setiap kali melihat tentara Israel melintas,? kata Jamal dengan berapi-api. Di masa kanak-kanaknya, ia dikenal sebagai pelempar batu yang mahir pada masa intifadah I. Dia menghajar pos-pos penjagaan tentara Israel di Kota Gaza dengan lontaran batu yang tak berkeputusan. Seorang temannya kemudian memperkenalkan Jamal kepada Hamas. Jamal (ia tak menyebutkan nama keluarganya kepada TEMPO) mengaku ?beruntung karena dipungut dan ngenger (menumpang hidup sembari belajar) pada Hamas?.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo