Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Polisi Belum Hitung Jumlah Personel Pengamanan Demo PA 212 Besok

PA 212 telah memberitahu polisi soal rencana aksi demonstrasi antikorupsi yang digelar besok. Tapi polisi belum menentukan jumlah personel pengamanan.

20 Februari 2020 | 14.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa, 3 Desember 2019. TEMPO/Lani Diana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisan Daerah Metro Jaya telah menerima surat pemberitahuan rencana demonstrasi antikorupsi oleh PA 212 yang akan berlangsung besok, Jumat, 21 Februari 2020. Polisi belum menentukan jumlah personel yang akan diterjunkan untuk pengamanan aksi tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami koordinasikan dulu (jumlah personelnya), belum tahu. Nanti yang datang cuma 20 (demonstran), kami siapkan 5 ribu, gimana?" ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis, 20 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yusri menjelaskan, jumlah personel pengamanan perlu disesuaikan dengan jumlah massa agar tidak terlalu jomplang. Tapi, ia memastikan pihaknya akan selalu siap mengawal aksi itu berapa pun jumlahnya.

"Kami sudah siapkan pengamanan dari Polres Jakarta Selatan, di-back up dari Polda dan teman dari TNI," ujar Yusri.

Pada 21 Februari 2020, Front Pembela Islam (FPI) bersama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 berencana menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI. Ketua Media Center Persatuan Alumni 212 Novel Bamukmin mengatakan demo bertajuk 'Aksi 212 Berantas Mega Korupsi Selamatkan NKRI' itu digelar untuk merespons munculnya banyak kasus mega korupsi di Indonesia.

"Akan ada 10 ribu massa," ujar Novel saat dihubungi Tempo, Selasa, 4 Februari 2020.

Dalam keterangan pers yang Novel kirimkan, aksi oleh PA 212 itu menuntut pengusutan kasus korupsi yang mangkrak alias jalan di tempat. Hal itu terjadi karena diduga melibatkan lingkaran kekuasaan.

"Perilaku tersebut terjadi sebagai bagian dari modus korupsi mereka untuk pembiayaan politik guna meraih dan melanggengkan kekuasaan," bunyi siaran pers tersebut.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus