Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah mengantisipasi lonjakan arus lalu lintas selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendatang. Berdasarkan data Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, potensi pergerakan nasional diproyeksikan mencapai 110,67 juta orang, naik 2,8 persen dibandingkan tahun lalu yang tercatat 107 juta orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Korps Lalu Lintas Polri (Kakorlantas), Inspektur Jenderal Aan Suhanan, menyatakan proyeksi peningkatan ini memerlukan strategi pengelolaan lalu lintas yang matang. "Potensi pergerakan masyarakat selama libur Nataru meningkat menjadi 110,67 juta orang. Ini tentu membutuhkan perhatian khusus dalam pengelolaan arus lalu lintas," katanya di Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI pada Rabu, 4 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data yang sama, 36,7 persen masyarakat memilih mobil pribadi sebagai moda transportasi utama untuk berlibur. Sebanyak 17,71 persen masyarakat memilih menggunakan sepeda motor. Moda lain seperti bus (15,04 persen), kereta api antar kota (12,85 persen), dan pesawat (8,85 persen) juga menjadi pilihan.
Aan menyatakan, data tersebut menunjukkan tantangan pengelolaan arus lalu lintas, khususnya di jalur-jalur yang rawan macet. “Kami melihat mobil pribadi masih menjadi pilihan utama masyarakat, diikuti sepeda motor. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan lalu lintas, terutama di jalur-jalur padat,” kata Aan.
Data tersebut juga mengungkapkan bahwa pergerakan masyarakat terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu perjalanan antar provinsi sebesar 19,84% atau setara dengan 55,86 juta orang dan perjalanan dalam provinsi sebesar 19,46% atau sekitar 54,81 juta orang.
Daerah asal dan tujuan perjalanan selama libur Nataru masih didominasi oleh Jawa Timur, disusul Jawa Tengah, Jabodetabek, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. Sebanyak 19,84 persen perjalanan akan berlangsung antarprovinsi, sementara 19,46 persen lainnya terjadi dalam provinsi.
"Jawa Timur menjadi daerah dengan pergerakan tertinggi, baik sebagai asal maupun tujuan. Data ini sangat penting untuk mempersiapkan pengelolaan arus lalu lintas," ucapnya.
Untuk menghadapi tantangan itu, Aan menyatakan Korlantas Polri telah menyiapkan langkah rekayasa lalu lintas, penempatan personel di titik rawan macet, hingga pengaturan jalur prioritas. "Kami akan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keamanan dan kelancaran perjalanan masyarakat," tuturnya.
Polri juga menekankan pentingnya kesiapan semua pihak agar libur Natal dan Tahun Baru kali ini berjalan lancar dan aman. Dengan proyeksi pergerakan yang signifikan, menurut dia, kesiapan matang menjadi kunci agar momen libur akhir tahun tidak berubah menjadi mimpi buruk bagi para pengguna jalan.