Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Momentum pemilu pada tahun ini bakal turut menggenjot volume pengiriman barang.
Perusahaan logistik harus meningkatkan kualitas layanan ketimbang menetapkan harga murah untuk bersaing.
Skema kerja sama antarbisnis bisa menjadi ceruk pasar yang potensial bagi perusahaan logistik.
PERTUMBUHAN transaksi di sektor e-commerce diperkirakan turut mendorong bisnis di sektor logistik. Meski demikian, pada tahun ini, persaingan industri logistik Tanah Air akan makin ketat. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Mohammad Feriadi mengatakan ada sejumlah faktor yang bisa menjaga momentum pertumbuhan industri logistik tetap positif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari sisi permintaan, menurut Feri, ada dua faktor penting bagi bisnis logistik pada 2024. Pertama, kembalinya TikTok Shop sebagai salah satu kanal social commerce, dan kedua, momentum pemilihan umum. "Selain perkembangan bisnis e-commerce, momentum pemilu akan menambah volume transaksi di perusahaan logistik," kata Feri, 22 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski demikian, dengan persaingan yang makin ketat, perang harga antar-penyedia jasa logistik masih akan terjadi. "Strategi tersebut akan menjadi salah satu cara bersaing yang masih akan dilakukan para operator,” kata dia.
Pengamat pemasaran sekaligus Managing Partner Inventure Yuswohady mengatakan perkembangan lokapasar yang pesat membuat jasa pengiriman berhadapan dengan dilema. “Di satu sisi, pasarnya ikut membesar, tapi dengan penguasaan e-commerce (terhadap logistik) juga semakin besar,” kata dia. Agar bisa bersaing, ia menyarankan perusahaan logistik meningkatkan layanan untuk menarik pelanggan.
Layanan jasa pengiriman barang J&T di Batang, Jawa Tengah. Shutterstock
Survei Lembaga Populix menunjukkan ada beberapa pilihan jasa pengiriman yang paling banyak digunakan oleh penjual. Dari data yang dipublikasikan pada Juni 2023, yang terbanyak digunakan masyarakat adalah J&T (58 persen), disusul JNE (45 persen), Shopee Xpress (28 persen), Si cepat (27 persen), dan Gosend (21 persen). Sisanya adalah Grab Express, Tiki, Ninja Xpress, dan Pos Indonesia.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho, mengatakan saat ini beberapa perusahaan e-commerce sudah memiliki jasa pengiriman sendiri, seperti Shopee dengan Shopee Xpress dan Tokopedia dengan Gojek. Karena itu, selain konsolidasi, usaha jasa pengiriman perlu menerapkan beberapa strategi untuk menarik pelanggan.
Selain melihat kemungkinan kerja sama dengan perusahaan e-commerce, Andry sepakat perlunya peningkatan layanan pada bisnis logistik, khususnya mengenai kecepatan pengiriman. Karena, menurut dia, ada segmen konsumen yang bukan lagi mencari harga, tapi lebih kepada kecepatan pengantaran.
“Jadi konsumen punya preferensi bahwa dengan menggunakan jasa tertentu, meski harus mengeluarkan pembayaran ekstra Rp 1.000, lebih cepat sampai.” Selain itu, menurut Andry, perusahaan ekspedisi perlu mempertimbangkan model kerja sama business-to-business. “Ini lebih menjanjikan dibanding segmen business-to-consumer,” ujarnya.
Kendaraan jasa pengiriman barang Ninja Xpress di Karanganyar, Jawa Tengah. Shutterstock
Model bisnis mulai diterapkan salah satunya oleh perusahaan logistik Ninja Xpress. Chief Marketing Officer Ninja Xpress Andi Djoewarsa mengatakan pihaknya secara aktif mencoba mengembangkan layanannya ke segmen bisnis yang menargetkan kerja sama dengan perusahaan. “Kami melihat bahwa peluang kerja sama dengan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan di sektor logistik memiliki ruang eksplorasi dan potensi yang besar.”
Optimisme bisnis logistik bakal lebih moncer juga diungkapkan Vice President Marketing JNE Eri Palgunadi. Ia optimistis industri logistik akan terus tumbuh, khususnya pada tahun ini. "Hal ini seiring dengan perkembangan e-commerce yang begitu cepat dan pertumbuhan UMKM yang memanfaatkan kanal penjualan secara online,” ujarnya.
Ihwal strategi bersaing dengan pelaku logistik lain, Eri mengatakan perusahaan akan terus mengembangkan kolaborasi dengan pihak lain, misalnya dengan perusahaan penyedia jasa transportasi. "Dengan begitu, kami dapat tetap mempertahankan kualitas pelayanan dengan tarif kompetitif,” ujarnya.
ILONA ESTERINA PIRI | GHOIDA RAHMAH
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo