Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rektor UI atau Universitas Indonesia, Muhammad Anis, mengatakan bahwa kebijakan secure parking yang bakal diujicobakan pada 15-31 Juli 2019 bagian dari langkah menuju kampus hijau berstandar internasioanal.
"Tujuannya untuk membuat peningkatan nilai-nilai greenmetric. Ke depannya sepuluh tahun kalau public transportation sudah bagus, tidak perlu lagi mobil pribadi masuk kampus," ujar Anis di Kampus UI, Depok, hari ini, Selasa, 9 Juli 2019.
Baca: Mahasiswa UI Demo Secure Parking dan 'Penculik Kucing'
Mengenai penolakan sebagian mahasiswa UI atas penerapan secure parking, Anis meminta mahasiswa melihat secara komprehensif kebijakan yang diambil. Menurut dia, pandangan mahasiswa juga harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan.
"Kalau sesaat kita tidak bisa melihat kualitas udara bagi anak cucu, kita jaga sepertiga dari UI tetap forestry supaya banyak oksigen," ungkap Rektor UI.
Kemarin, Senin, 8 Juli 2019, sekitar 150 mahasiswa dari gabungan Badan Ekskutif Mahasiwa menggelar unjuk rasa di Gedung Rektorat UI. Salah satu tuntutan mereka yakni meminta Rektor UI membatalkan pemberlakuan secure parking.
Rektor UI Anis menerangkan langkah menuju kampus hijau harus dilakukan secara bertahap. Butuh waktu panjang untuk membuat Kampus UI bebas kendaraan pribadi. "Tidak bisa kayak balik tangan ya. Nanti kami bikin parkir di luar area kampus. Civitas masuk dengan transportasi listrik, minibus yang listrik. Itu salah satu yang ke depan, bisa sepuluh tahun lagi."
Baca juga: Alumni UI Serukan Tolak Radikalisme dan Intoleransi di Kampus
Untuk masyarakat yang sering melalui UI, kata Anis akan dicarikan alternatif lain dengan membangun jalan lingkar di luar kampus. Dia berharap dalam sepuluh tahun UI menjadi zona akademik yang bebas dari polusi.
"Mahasiswa mau jalan kaki enak, bersepeda dengan oksigen yang bagus juga bisa," ucap Rektor UI.
Menurut dia, selama ini orang yang ingin bersepeda di UI harus menggunakan masker sebab kampus UI masih memiliki kadar karbondioksida yang tinggi. Anis mengatakan perlu menyadarkan bahwa step by step pengembangan berkelanjutan itu harus betul-betul bagus kualitas udara dan air. "Itu salah satu yang kami perjuangkan secara konstisten."
IRSYAN HASYIM
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini