Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keris memiliki 200 lebih pamor. Sedang-kan jenisnya hanya dua, keris lurus dan keris luk (jumlah luk biasanya ganjil-). Keris juga memiliki tangguh (model). Tangguh Blambangan berciri kasar. Tangguh Mataram agak halus. Tangguh paling halus adalah Sendangsedayu. Pembuatannya paling berat.
Bahan dasar Sendangsedayu terdiri dari besi 18 kilogram, baja 300 gram, dan pamor (biasa-nya nikel atau meteorit) 150 gram. Setelah menjadi keris, berat Sendangsedayu hanya tersisa empat ons.
Bahan-bahan itu mula-mula dibakar dalam perapian bersuhu 1.300 derajat Celsius, yang hanya bisa diperoleh dengan arang kayu jati. Setelah merah menyala, bahan-bahan tersebut ditempa agar menyatu. Teknik tempaan menentukan jenis pamor. Dan pamor muncul setelah proses akhir (dikikir dan disepuh). ”Proses akhir ini paling berat,” ujar Empu Djeno.
Djeno biasanya menggunakan nikel sebagai bahan pamor. Ia memperoleh nikel dari seorang warga Belanda seberat 14 kilogram pada 1980. Imbalannya, sebilah keris Sabuk Inten. Bahan pamor terbaik adalah meteorit. Sekilas warna-nya tak sekemilau pamor nikel. ”Tapi, jika di-amati, warnanya bisa berubah dari putih suram menjadi keemasan hingga seputih sinar rembulan,” tutur sang Empu.
Pamor meteroit yang prestisius sulit ditemukan di ”pasar bebas”. Menurut Djeno, hanya Keraton Solo dan Keraton Yogya yang memilikinya sampai sekarang.
RFX, Heru C. Nugroho
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo