Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ridwan Kamil Kunjungi Bendungan Ciawi - Sukamahi, Usul Dibangun Menara Sebagai Icon

Ridwan Kamil mengatakan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi adalah contoh keseriusan pemerintah dalam menangani kebencanaan air.

25 Juli 2022 | 22.18 WIB

Gubernur Jawa Barat RIdwan Kamil kunjungi Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Kabupaten Bogor, Senin, 25 Juli 2022. TEMPO/M.A MURTADHO
Perbesar
Gubernur Jawa Barat RIdwan Kamil kunjungi Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Kabupaten Bogor, Senin, 25 Juli 2022. TEMPO/M.A MURTADHO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bogor - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunjungi dua proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Megamendung, Kabupaten Bogor, hari ini. Kedua bendungan yang sudah digarap sejak 2017 itu akan mengurangi volume air yang mengalir ke Ciliwung.  

"InsyaAllah dalam waktu dekat tahun ini akan selesai dan diresmikan oleh Presiden. Ini secara khusus akan jadi kebanggaan warga Kabupaten Bogor," kata pria yang akrab disapa Emil itu di Bendungan Sukamahi, Megamendung, Senin, 25 Juli 2022.

Selain berfungsi sebagai bendungan pengendalian air Kali Ciliwung dan mereduksi banjir Jakarta, Ridwan Kamil berharap dua bendungan itu juga bisa dijadikan spot wisata yang menjadi kebanggaan Kabupaten Bogor.

Ridwan mengusulkan agar ada spot foto menara yang menjadi icon bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi itu. Dia memberi contoh replika menara Eiffel di Paris atau menara Kincir di Belanda.

Namun dia mengingatkan prioritas bagi kontraktor saat ini adalah menyelesaikan dua proyek nasional untuk pengendalian banjir dan manajemen air bagi DKI Jakarta. Bendungan senilai Rp 1,6 triliun itu bisa mengurangi volume air saat musim hujan dan meminimalisir banjir di hilir Ciliwung. 

Foto udara pembangunan Bendungan Sukamahi di Bogor, Jawa Barat, Senin 20 Januari 2020. Bendungan Sukamahi yang memiliki konsep bendungan kering itu dibangun untuk mengendalikan aliran air dari hulu Sungai Ciliwung saat terjadi peningkatan debit air sehingga dapat mengurangi resiko banjir di Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena daerah Bogor memiliki keindahan alamnya yang luar biasa, dia menitipkan agar ada ekonomi pariwisata bagi dua bendungan senilai Rp 1,6 trilyun itu. Sehingga masyarakat yang ada di sekitarnya dapat menikmati bendungan itu sebagai tempat wisata lokal.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ridwan Kamil mengatakan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi adalah contoh keseriusan pemerintah dalam menangani kebencanaan air.

"Ini adalah dua dari sembilan bendungan yang dibangun di Jawa Barat dalam kepemimpinan pak Jokowi," kata Ridwan, yang datang didampingi istrinya, Atalia Praratya, dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cisadane-Ciliwung, Bambang Heri. 

Kepala BBWS Cisadane-Ciliwung mengatakan bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi ditargetkan selesai tahun ini. Bambang menyebut, sebenarnya kontraknya masih panjang sampai Desember, namun ditargetkan akhir Agustus sudah selesai secara keseluruhan. Untuk menunjang aspek wisata bendungan, akan dibangun sentra tanaman hidroponik.

Bambang menyambut usulan Ridwan untuk menjadikan bendungan tersebut sebagai daya tarik wisata. Dia juga mendukung bila bendungan itu dapat mendongkrak pariwisata di Megamendung dan Kabupaten Bogor.  

Presiden Jokowi meninjau pembangunan Bendungan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu, 26 Desember 2018. Dalam kunjungannya ia didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Bupati Bogor Ade Yasin. ANTARA

Namun Bambang mengatakan usulan Ridwan Kamil membangun menara di bendungan itu harus dibahas lebih lanjut karena perlu ada perhitungan kekuatan angin dan kekuatan tanah di sana. "Tentunya saya akan melapor dulu kepada pimpinan, kalau oke ya kita akan segera realisasikan. Masuk anggaran kami, saya rasa itu tidak terlalu besar bisa masuk pembiayaan landscape," kata Bambang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus