Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Rute Angkot Akan Disesuaikan dengan MRT dan LRT

Trayek diatur ulang agar tak tumpang-tindih.

15 Desember 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Light rail transit (LRT) saat uji coba di Stasiun Velodrome Rawamangun, Jakarta, 12 September lalu. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (PTJ) Kementerian Perhubungan mendorong pemerintah DKI Jakarta dan kota-kota penyangganya agar segera mengatur ulang trayek angkutan umum masing-masing. Ini demi memuluskan pengoperasian kereta mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT) awal tahun depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Permintaan itu sudah disampaikan kepada Dinas Perhubungan DKI dan kota-kota penyangga seperti Depok dan Bekasi. Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan rerouting trayek diperlukan agar tidak tumpang-tindih dengan rute LRT dan MRT. "Karena trayek angkutan umum saat ini tidak mendukung pengoperasian MRT dan LRT," kata Bambang di Jakarta, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bambang menerangkan bahwa rute angkutan kota seperti Mikrolet harus melalui jalan-jalan lingkungan atau kawasan permukiman, sekaligus menjadi pengumpan untuk bus kota, LRT, dan MRT. "Kalau enggak gitu, nanti berantakan."

Trayek kereta MRT Fase I dengan rute Lebak Bulus–Bundaran Hotel Indonesia ditargetkan beroperasi pada Maret 2019. Adapun LRT direncanakan beroperasi pada Januari nanti. Berdasarkan hasil survei penumpang yang digelar oleh PT MRT Jakarta pada tahun lalu, potensi jumlah penumpang MRT bisa mencapai 134 ribu orang per hari.

Pada 23 November lalu, PT MRT Jakarta sebagai pengelola kereta MRT dan LRT dan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) telah meneken nota kesepahaman untuk mengkaji modifikasi rute bus trayek bus Transjakarta Koridor I (Blok M–Kota). Rute Transjakarta Koridor I dan MRT Fase I beririsan dari Blok M sampai Bundaran HI.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Dadang Wihana memastikan perubahan akan dilakukan untuk trayek angkot guna mendukung LRT Jakarta, Bogor, dan Depok. Dia mencontohkan, angkot 121 rute Cileungsi–Kampung Rambutan akan diubah rutenya sehingga masuk ke Stasiun LRT Cibubur di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

Tak hanya itu, Kota Depok bakal mengubah rute trayek angkot 79, yang semula berakhir di Radar Auri akan diperpanjang sampai Stasiun LRT Cibubur. "Angkutan itu dijadikan feeder untuk ke Stasiun LRT Cibubur," ujar Dadang.

Sebelumnya, pelaksana tugas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko, menyatakan rute bus Transjakarta Koridor I akan dimodifikasi menjelang pengoperasian kereta MRT Fase I pada Maret 2019. "Modifikasi rute itu tidak terhindarkan," kata dia pada November lalu.

Sigit menjelaskan modifikasi rute bus Transjakarta Koridor I kelak mengarah ke rute-rute baru yang lebih pendek. Dengan pengaturan semacam itu, warga memiliki lebih banyak opsi sarana transportasi massal.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Angkutan Darat (Organda) Koordinator Wilayah II (membawahkan Organda DKI, Banten, Jawa Barat), Safruhan Sinungan, mendukung rencana rerouting trayek angkot. Menurut dia, nantinya angkutan kota akan memasuki kawasan permukiman atau jalan lingkungan agar bisa langsung warga di titik keberangkatan awal.

Safruhan menerangkan bahwa angkot akan menjadi pengumpan untuk angkutan umum yang lebih besar, seperti bus Transjakarta. Selanjutnya, bus yang dikelola badan usaha milik pemerintah DKI Jakarta itu yang mengantarkan penumpang dari angkot menuju stasiun MRT dan LRT.

Dia menginginkan rerouting trayek angkutan umum, termasuk angkot, disertai dengan sistem pembayaran yang terintegrasi untuk lebih memudahkan penumpang dalam berganti moda transportasi umum. "Selain itu, juga harus tetap disubsidi."IRSYAN HASYIM | LINDA HAIRANI | GANGSAR PARIKESIT


Berfokus Menambah Rute

Tahun depan, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) akan berfokus menambah rute angkutan umum dari kawasan permukiman dan kota penyangga menuju pusat Kota Jakarta. Sebab, warga masih membutuhkan angkutan umum dari kawasan permukiman dan kota penyangga ke Ibu Kota. Warga juga masih berpikir angkutan umum point to point. “Jadi, itu yang akan kami teruskan,” tutur Kepala BPTJ Bambang Prihartono di Jakarta, kemarin.

Tahun ini, BPTJ membuka pelbagai rute angkutan umum, seperti bus Jabodetabek Residence (JR) Connexion. JR Connexion merupakan bus khusus warga perumahan di Bekasi, Bogor, Cibubur, Depok, Serpong, hingga Tangerang menuju Jakarta, antara lain FX Senayan, Blok M, dan Jalan Jenderal Sudirman. Bus JR Connexion dikelola operator-operator di bawah pengawasan BPTJ.

Rute baru lainnya pada 2018 dijalani oleh bus Transjabodetabek Premium, antara lain dari Summarecon, Mega City Bekasi, dan Taman Galaxy menuju Jakarta. Bambang menargetkan pada 2019 ada rute baru yang bakal dilayani oleh 1.000 bus. “Banyak perumahan yang minta, saya lagi cari busnya.”

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus