Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korban jatuh dari anjungan gedung Topaz di kawasan Apartemen Teluk Intan di Jalan Inspeksi Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pernah bercerita bahwa mereka akan pindah dan tinggal di Solo, Jawa Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kesaksian ini diceritakan oleh tetangga korban di lantai 16 apartemen Topaz. Linda, 39 tahun, mengaku sempat melihat AEL, memindahkan barang dari apartemen. "Waktu itu kami bingung melihat dia pindahin barang, mau pindah rumah ke mana. Katanya mau pindah ke Solo," kata Linda, kepada Tempo di bilik apartemennya, pada Ahad malam, 10 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rumah keluarga ini, EA, 50 tahun, AEL (52), JWA (13), dan JL (15), yang jatuh dari anjungan apartemen, terletak di lantai 16. Nomor bilik itu 16-A. Mereka adalah suami-istri dan dua anak. EA adalah suami; AEL (istri) dan dua orang lain adalah anak AEL dan EA.
Menurut Linda, barang dari rumah itu dipindahkan ke bilik sebelah. Saat itu AEL bercerita bahwa ia mau kembali ke Solo karena bilik mereka telah disita. Namun Linda mengatakan AEL tak pernah bercerita secara detail proses penyitaan bilik 16-A itu. "Iya, saya ini kena sita mau pindah ke Solo, gitu doang," tutur Linda, menirukan ucapan AEL, sekitar dua tahun lalu.
Menurut Linda, mereka tak pernah bercerita di dalam bilik. Percakapan mereka berlangsung saat berpapasan. Kadang cerita mereka terjadi di dalam lift. Menurut Linda, AEL pernah meneleponnya meminjam uang sebesar Rp 3 juta. Menurut dia, uang itu mau dipakai untuk menyewa rumah di Solo. Linda mengklaim membantu AEL dua kali saat diminta pinjam duit.
Linda mengatakan, keluarga itu mau pindah saat virus corona mulai reda. Menurut Linda, AEL bahkan pernah menjual bekerja sebentar dengan berjualan telur. Telur ayam kampung itu kerap ditawarkan kepada Linda.
Suami Linda, Arif, mengatakan sempat memberikan duit Rp 3 juta kepada AEL. Saat itu Arif bertemu AEL di lobi apartemen. Perempuan itu mengaku mau kembali ke Solo. Saat berpapasan di lobi itu, AEL bercerita bahwa suami dan anaknya sudah lebih dulu kembali ke kota itu. "Saya kesannya karena kasian, kalau orang cuek, ya bodoh amat," tutur Arif, 48 tahun.
Arif mengaku kerap bercakap-cakap dengan AEL. Dia mengaku mengenal keluarga ini orang baik. Karena mereka sering saling sapah saat berpapasan. "Anak-anaknya juga sering panggil saya Om," ujar dia. Selain itu, Arif mengenal AEL orang asli Bagansiapiapi, Kepulauan Riau. Sementara Arif datang dari Pulau Halang, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.
Keempat keluarga itu ditemukan tewas di depan parkiran apartemen, pada Sabtu sore, 9 Maret 2024. Kepala Kepolisian Sektor Penjaringan Agus Ady Wijaya mengatakan keempat orang itu jatuh dari rooftop apartemen. Mereka diduga bunuh diri.
"Mereka jatuh secara bersamaan," ucap Arif, di lokasi tewasnya keluarga ini. Menurut Agus, keluarga tersebut sudah meninggalkan apartemen ini sejak dua tahun lalu. Dan kembali baru sekali kembali pada hari nahas itu.
Pilihan Editor: Cerita Tetangga Tentang Keluarga yang Lompat dari Rooftop Apartemen: Pernah Dengar Rumah Mereka Disita
Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri:
Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa.
Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS. Bisa konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.
Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293