Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TENDER 656 bus Transjakarta dari Cina senilai Rp 1,086 triliun bermasalah. Anggota tim sukses Joko Widodo dalam pemilihan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, Michael Bimo Putranto, disebut-sebut ikut memainkan proyek ini. Gubernur Jokowi menyatakan tidak mengetahui "urusan" sang pengusaha, meski mengaku mengenalnya.
Berikut ini pernyataan Jokowi kepada Maria Rita Hasugian dan Jobpie Sugiharto dari Tempo pada Selasa sore dua pekan lalu di lobi Balai Kota.
Benarkah pengusaha Michael Bimo Putranto dekat dengan Anda?
Banyak orang ngomong dekat dengan saya. Orang minta proyek juga ngomong dekat dengan saya. Saya sudah menekankan dalam rapat-rapat di kantor dinas: jangan ada yang memakai nama saya. Baik saudara, teman, maupun anggota tim sukses. Tidak mungkin saya ikuti satu per satu. Orang kan banyak.
Anda mengenal dia?
Ya, kenallah. Kalau saya bilang enggak kenal ya lucu, karena nyatanya saya kenal. Tapi, urusan aktivitasnya sehari-hari, saya tidak mengerti.
Dia masuk tim sukses Anda?
Tidak. Tapi tanya saja Pak Boy Sadikin (ketua tim sukses Jokowi dalam pemilihan Gubernur DKI 2012). Jangan tanya kepada saya, nanti tidak fair.
Benarkah Anda tak mencopot Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono pada Februari 2013 karena kedekatannya dengan Bimo?
Enggak ada, enggak ada. Apa saya harus mencopot seseorang kalau saya tidak mempunyai sebuah nilai? Semua bekerja karena apa? Karena nilai, kan?
Dia mengajak beberapa orang bertemu dengan Anda….
Biasalah. Orang seperti itu bukan hanya puluhan, ratusan. Bilang: Pak, orang ini baik, orangnya ini baik. Saya terbuka dengan siapa saja.
Bagaimana agar masalah serupa tak terjadi?
Bagaimana mengatasinya? Semua orang bisa saja ngaku dekat dengan saya. Di kampung bisa, di sini bisa. Apa bisa saya bilang enggak mau difoto? Semua orang minta foto, lalu fotonya "dijual" dengan bilang, "Weh, gua dekat dengan Jokowi."
Jadi?
Saya tidak mau mengurusi pekerjaan orang. Kenapa saya harus mengurusi itu? Dia harus mempertanggungjawabkan sendiri kalau ada sesuatu. Saya bisa memisahkan urusan keluarga, pekerjaan, dan kegiatan lainnya.
Menurut Anda, ada masalah dalam tender bus Transjakarta?
Feeling saya ini memang ada problem, sehingga Udar Pristono saya copot. Yang kedua, barang itu sampai sekarang belum kami terima.
Kapan seharusnya semua bus diterima?
Saya tunggu laporan dari Inspektorat dan BPKP dulu. Saya tidak mau keliru.
Bukannya Inspektorat DKI Jakarta sudah selesai bekerja?
Saya anggap belum karena harus didampingi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Inspektorat hanya melihat prosedurnya. Yang saya butuhkan bukan hanya itu, melainkan barang ini benar atau tidak tendernya. Kalau hasil audit Inspektorat kami sampaikan kepada masyarakat, saya enggak enak juga. Laporan dari Inspektorat sudah saya lanjutkan ke BPKP.
Proses tender kan sudah diperiksa BPKP DKI Jakarta….
Kami memang minta bantuan BPKP untuk mem-back-up semua proyek. Harus diketahui, ada 57 ribu item proyek selama 2013. Tidak mungkin diawasi semuanya. Tapi yang gede semestinya dipelototi.
Anda ikut mengawasi?
Setiap hari, setiap detik, saya turun ke lapangan. Saya ingin cek, cek, dan cek lagi. Tapi tak mungkin saya mengawasi sendiri.
Ada Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang membantu….
Memang pengawasannya oleh Wakil Gubernur.
Ternyata bobol juga….
Ada 57 ribu proyek. Saya mengawasi makronya saja, untuk menunjukkan bahwa kamu saya cek, saya awasi, saya kontrol. Enggak mungkin saya saja yang mengawasi. Yang mengawasi, ya, sistem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo