Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Sebelum menggelar pernyataan sikap, seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri atau UIN Syarif Hidayatullah mengaku mendapat intervensi. Namun hal itu tidak menyurutkan langkahnya untuk tetap bersuara menolak politik dinasti yang saat ini tengah ramai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gelaran pernyataan sikap yang dilakukan oleh Guru Besar UIN, Sivitas Akademika, dan mahasiswa ini berlangsung Senin 5 Februari 2024 di taman kampus UIN Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Zahra Lazimsyah, Mahasiswa UIN, mengatakan kegiatan ini sebelumnya diumumkan melalui grup whatsapp internal. Namun dia tidak menyangka mendapat intervensi dari pihak internal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya share di beberapa grup habis itu ada yang bilang ini tidak mewakili UIN. Itu dikirim dari WA. Kami tetap gas terus, karena mereka bilang kami tidak mewakili tidak apa-apa. Kami mewakili masyarakat yang resah dengan adanya kondisi seperti saat ini," kata dia saat dijumpai pada Senin, 5 Februari 2024.
Meski demikian, Zahra akan tetap mengajak mahasiswa lainnya untuk bisa menyuarakan penolakan terhadap politik dinasti ini. "Mungkin di UIN Ciputat ini UIN sebagai kapal besar, tapi ada sekoci-sekoci kecil yang menggerakkan. Kami sedang mengajak bersama karena gerakan yang besar berawal dari gerakan kecil," ujarnya.
Dia tidak memungkiri keadaan demokrasi saat ini tengah tidak baik-baik saja. Dia ingin demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik ke depannya. "Kalau kita resah dengan keadaan yang sekarang kita tidak bisa memilih orang yang secara terang terangan mendeklarasikan dirinya akan melanjutkan keadaan yang ada saat ini. Mungkin kita akan mencari semangat baru," kata dia.
Zahra menyatakan akan melakukan aksi besar-besaran nantinya jika suara mereka saat ini tidak didengar. "Setelah ini kami akan konsolidasi dengan beberapa kelompok mahasiswa yang ada di UIN. Kami akan ajak. Kami akan ciptakan momen itu, kami akan gerak sebesar-besarnya Mungkin seperti 98 saat UIN pertama kali menduduki DPR," ujarnya.
Pilihan Editor: Puluhan Massa Orasi di Depan Kantor YLBHI dan KontraS, Minta Isu Pemakzulan Jokowi Dihentikan