Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Sebelum Pakai Behel Ketahui 7 Bahaya dan Cara Menghindarinya

Tidak ada bahaya memakai behel yang signifikan sejauh ini, tapi Anda wajib mengetahui beberapa kemungkinan yang terjadi sebelum memakai kawat gigi

2 Maret 2020 | 06.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wanita mengenakan kawat gigi atau behel. Unsplash.com/Rainier Ridao

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kawat gigi atau behel merupakan alat yang dipasang dokter gigi untuk merapikan susunan gigi dan terkadang posisi rahang. Hal ini bertujuan setelah beberapa waktu memakai behel maka gigi akan lebih rapi dan posisi rahang pun kembali normal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak ada bahaya memakai behel yang signifikan sejauh ini. Meski menimbulkan alergi, namun jarang terjadi. Biasanya behel digunakan anak remaja, namun orang dewasa juga bisa memakainya. Berapa lama dan prosedur memakai behel juga bergantung pada kondisi gigi sebelum diperbaiki, serta rajin atau tidaknya kontrol dilakukan.

Namun, Anda beberapa bahaya memakai behel yang perlu diketahui

1. Makanan lebih mudah menyangkut
Ketika seseorang akan memakai behel, makanan akan lebih mudah menyangkut di sela antara behel dan permukaan gigi. Selain itu, sela-sela antar gigi juga semakin sulit untuk dibersihkan karena tertutup oleh kawat gigi. Hal ini membuat gigi menjadi lebih mudah kotor dan berisiko lebih tinggi terjadi penumpukan plak. Jika plak  dibiarkan menumpuk bisa menjadi cikal bakal gigi berlubang dan karang gigi. Itu sebabnya, orang yang memakai behel harus ekstra dalam menjaga kebersihan gigi mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

2. Mengikis lapisan terluar gigi
Bahaya memakai behel berikutnya adalah terkikisnya lapisan terluar gigi yang disebut enamel. Meski demikian, bukan kawat gigi yang memicu proses pengikisan ini. Justru, pengikisan ini bisa terjadi apabila ada penumpukan plak dan sisa makanan di gigi.

3. Masalah gusi
Pengguna kawat gigi juga lebih rentan mengalami masalah gusi. Lagi-lagi, hal ini dipicu ketika seseorang tidak menjaga kebersihan giginya saat memakai behel. Plak yang menempel bisa membuat gusi mengalami peradangan hingga terlihat bengkak dan memerah.

4. Panjang akar gigi berkurang
Bahaya memakai behel jangka panjang adalah berkurangnya panjang akar gigi. Kondisi ini dinamakan resorpsi akar gigi dan terjadi secara alami sebagai salah satu cara gigi agar bisa bergerak. Berkurangnya panjang akar gigi umumnya tidak akan menjadi masalah yang serius. Kondisi ini, baru akan menimbulkan masalah jika resorpsi yang terjadi cukup banyak, menyebabkan gigi menjadi goyang dan pada kondisi yang parah, gigi bisa lepas dengan sendirinya.

Namun hal tersebut sangat jarang terjadi. Kalaupun ada, resorpsi gigi yang parah biasanya terjadi pada orang yang tidak merawat behelnya dengan baik, jarang kontrol, dan tidak melepas behelnya selama bertahun-tahun meski perawatan sudah tidak rutin dijalani.   

5. Gigi tidak rapi (relapse)
Bahaya memakai behel yang sama sekali tidak diharapkan adalah kemungkinan gigi kembali berantakan. Hal ini terjadi ketika seseorang tidak mengikuti instruksi dari dokter gigi, terutama setelah behel dilepas. Contohnya jika tidak memakai retainer, maka posisi gigi bisa kembali berantakan. 

6. Reaksi alergi
Meskipun jarang, tetap saja ada kemungkinan mengalami reaksi alergi karena karet lateks maupun metal yang digunakan dalam kawat gigi. Biasanya, hal ini lebih rentan dialami anak-anak. Untuk itu, sampaikan kepada dokter gigi tentang riwayat alergi anak Anda sebelum memutuskan memakai behel.

7. Ankylosis
Pada kondisi normal, gigi tertanam di dalam rulang rahang. Meski keras, namun gigi yang tertanam di dalam tulang rahang masih bisa bergerak karena akan ada proses biologis yang menyesuaikan.

Namun, beda cerita jika gigi Anda mengalami ankylosis. Pada gigi yang mengalami ankylosis, ia tidak lagi tertanam di dalam tulang rahang, namun sudah menyatu menjadi satu kesatuan. Sehingga, gigi tersebut tidak lagi bisa bergerak meski telah dipasang kawat. Biasanya, kondisi ini terjadi pada gigi yang sudah pernah lepas dari soketnya lalu ditanam kembali (reimplantasi). Prosedur ini biasanya dilakukan saat gigi lepas akibat benturan keras yang tiba-tiba, seperti jatuh atau kecelakaan.

Beberapa bahaya memakai behel ini bisa dihindari dengan menjaga kebersihan gigi. Selain itu, ada cara lain yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko, seperti:

- Kurangi konsumsi makanan tinggi gula
Sebisa mungkin, kurangi konsumsi makanan yang mengandung glukosa tinggi. Dalam jangka panjang, makanan seperti ini dapat memicu formasi plak dan menyebabkan gigi berlubang.

- Gosok gigi perlahan
Jangan samakan cara menggosok gigi ketika memakai behel. Gosok gigi setiap usai makan dengan pasta gigi fluoride dan sikat gigi lembut. Saat ini juga sudah tersedia sikat gigi khusus untuk gigi yang memakai behel. Jika tidak memungkinkan untuk menggosok gigi langsung setelah makan, setidaknya sempatkan berkumur dengan air. Tak hanya itu, pastikan semua partikel bekas makanan benar-benar bersih. Periksa dengan kaca untuk tahu apakah masih ada bekas makanan yang menyangkut.

- Hindari makanan lengket
Hindari pula makanan lengket seperti permen karet atau karamel. Jika tidak hati-hati, makanan ini bisa membuat kawat tertarik tanpa sengaja.

- Periksa berkala
Jadwalkan pemeriksaan ke dokter gigi secara berkala. Jika ada keluhan, sampaikan kepada dokter untuk mencari solusinya.

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus