Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Siapa Mengamankan Siapa

2 Oktober 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cara Jenderal Wiranto mengamankan Presiden dan keluarganya mengingatkan Habibie pada kematian Kaisar Rusia, Tsar Romanov, dan kerabatnya. Waktu itu, 22 Mei 1998, Panglima ABRI mengungsikan seluruh keluarga Habibie di Wisma Negara. ”Saya teringat nasib keluarga Tsar Romanov, yang semuanya dibunuh di satu tempat dalam revolusi kaum Bolshevik. Pemikiran yang mengerikan timbul,” Habibie menuturkan dalam bukunya, Detik-detik yang Menentukan.

Jika ada yang berniat melakukan kudeta, saat yang tepat memang ketika Presiden dan keluarganya berada di satu tempat. Tapi tak ada yang terjadi. Inilah kisah Habibie tentang pengungsian singkat itu.

Yosep Suprayogi

Kuningan

Kediaman Presiden B.J. Habibie

Ring 1: Pasukan Pengamanan Presiden Kekuatan: 1 kompi, dilengkapi panser.

Ring Luar: Komando Pasukan Khusus. Kekuatan: 200 orang.

Menurut Muchdi Purwoprandjono, Komandan Jenderal Kopassus kala itu, pengamanan ini sesuai dengan yang ditetapkan Markas Besar ABRI dalam rencana operasi pengamanan Pemilu 1997 dan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat 1998.

Pasukan cadangan di Senayan, Monas, Halim Perdana Kusuma.

Kantor Diplomatik Asing Komando Pasukan Khas Angkatan Udara dan Marinir.

Monas Konsentrasi pasukan untuk mengantisipasi demo sejuta orang yang bakal digelar Amien Rais.

Istana Negara Ring 1: Pasukan Pengamanan Presiden. Ring Luar: Komando Pasukan Khusus.

Instalasi Vital/Kantor Pemerintahan

Kostrad Kekuatan: 178 kompi atau sekitar 17 ribu tentara (menurut Kepala Staf Kostrad kala itu, Mayor Jenderal Kivlan Zen).

  1. Pukul 09.00 WIB+, ruang kerja Presiden di Istana Merdeka. Sebelum Habibie mengumumkan para menteri, Panglima ABRI Wiranto melaporkan bahwa pasukan Kostrad masuk ke Jakarta dan ada konsentrasi pasukan di kediaman Habibie di Kuningan dan Istana Merdeka.
  2. Habibie memerintahkan agar sebelum matahari terbenam Panglima Kostrad Letnan Jenderal Prabowo Subianto sudah diganti, dan semua pasukan harus segera kembali ke basis kesatuan masing-masing.
  3. Akhir pertemuan. Wiranto mengatakan, untuk berjaga-jaga Pasukan Pengaman Presiden telah diperintahkan mengungsikan seluruh keluarga Presiden ke Wisma Negara.

    Ainun Habibie, istri Dibawa ke Wisma Negara di tengah pertemuan dengan istri Duta Besar Republik Rakyat Cina.

    Insana, mantu Istri Ilham Habibie dan anak-anaknya, Nadia dan Pasha, diterbangkan dengan helikopter dari Bandung ke Wisma Negara.

    Ilhan, anak Dibawa dari Bandara Soekarno-Hatta.

    Thareq dan Widia, anak dan mantu Tak dijelaskan sedang berada di mana, namun keduanya saat itu sedang dalam perjalanan menuju Wisma Negara.

  4. Wiranto mengusulkan Panglima Divisi Siliwangi sebagai pejabat Pangkostrad, dengan Pangkostrad sementara dijabat Asisten Operasi Pangab Letnan Jenderal Johny Lumintang.
  5. Jumat siang, seluruh keluarga Presiden bersantap siang di Wisma Negara.
  6. Prabowo menemui Presiden dan mengatakan ia bermaksud mengamankan Presiden. Habibie menjawab itu tugas Pasukan Pengamanan Presiden yang bertanggung jawab langsung kepada Wiranto.
  7. Sekitar pukul 22.00. Keadaan sudah tenang. Keluarga Presiden kembali ke Kuningan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus