Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wilayah Jakarta mengalami pembentukan dan peningkatan hujan sebanyak tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan malam hari, Senin, 18 Januari 2021. Peneliti klimatologi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Erma Yulihastin mengatakan, biasanya siklus harian hujan di Jakarta normalnya sekali terjadi pada sore hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kondisi ini patut diwaspadai oleh masyarakat dan pemangku kepentingan, khususnya pemerintah daerah terkait karena dapat menimbulkan bencana banjir,” katanya saat dihubungi lewat keterangan tertulis, Senin 18 Januari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peningkatan siklus hujan di Jakarta itu menurutnya akan berlangsung mulai 18-20 Januari 2021. Penyebabnya adalah penguatan angin utaraan yang berasosiasi dengan anomali di atmosfer berupa seruak angin yang kuat dari Laut Cina Selatan atau disebut fenomena Cross Equatorial Northerly Surge (CENS).
Kekuatan angin utara itu menurutnya lebih dari 10 meter per detik di ketinggian 1 hingga 1,5 kilometer. Sementara itu pada ketinggian 10 meter, angin barat lautan dari Laut Jawa yang menuju Jakarta juga sangat kuat. “Sekitar 6-7 meter per detik,” ujar Erma.
Mekanisme hujan pagi hari di Jakarta dan sekitarnya, diawali dari pembentukan konveksi laut yang menimbulkan hujan maksimum di atas Laut Jawa sebelah utara Jakarta. Waktunya sejak dini hari pukul 01.00 WIB. Angin barat lautan dari Laut Jawa kemudian membawa pembentukan awan itu ke darat sehingga turun hujan pada pukul 06.00 WIB seperti hari ini.
Kekuatan angin barat lautan itu menurut Erma, kemudian menggeser hujan ke arah timur seperti wilayah Cikarang, Karawang dan sekitarnya. Selanjutnya, pada siang hari sekitar pukul 12.00 WIB, terjadi kembali penguatan angin dari laut sehingga memicu pembentukan awan di darat dan hujan kembali terjadi di Jakarta dan sekitarnya.
Kemudian pada sore hari pukul 17.00 WIB, konveksi laut terbentuk di sekitar Selat Sunda dan oleh angin barat lautan kembali dibawa menuju darat sehingga menimbulkan hujan maksimum yang terbentuk pada sore hingga malam hari. Penguatan angin dari laut untuk ketiga kalinya itu juga membawa sumber kelembaban yang sangat berlimpah.
Intrusi kelembaban dari laut ini selanjutnya bergabung dengan sistem konveksi darat yang terbentuk pada sore hari sehingga membangkitkan sistem konveksi yang meluas tidak hanya meliputi Jakarta. “Namun memanjang dari wilayah Tangerang hingga Karawang,” kata Erma.
Selain mencakup kawasan yang luas, hujan malam hari juga memiliki intensitas maksimum dan persister atau terjadi pada durasi yang lama hingga tengah malam. Arah pergerakannya ke timur terjadi secara massif di sepanjang utara Jawa bagian barat, mencapai wilayah Pamanukan dan Indramayu. “Pengaruh CENS ini akan berlanjut pada 19-20 Januari 2021 berupa terjadinya hujan pagi hari,” jelas Erma.