Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Penyebaran wabah virus corona membuat dampak luar biasa bagi berbagai kalangan di seluruh negeri, terutama komunitas marjinal yang kerap mengalami diskriminasi.
Sejumlah individu dan komunitas bergerak membantu kaum minoritas yang terkena dampak, seperti gelandangan, pengemis, kelompok marjinal seperti pekerja seks komersial.
Bantuan serupa juga diulurkan pada tenaga medis yang bertumbangan. Selain alat pelindung diri, bantuan yang diberikan berupa tempat tinggal sementara di hotel atau losmen.
GENAP dua bulan Rhamdani, 33 tahun, menunggak sewa rumah petak dan cicilan sepeda motor pada awal Mei lalu. Penghasilan pengemudi ojek online itu terjerembap setelah wabah corona menghantam negeri ini pada awal Maret lalu. Dari semula mendapatkan Rp 200 ribu per hari, kini mendapat Rp 50 ribu saja dia sudah bersyukur.
Apalagi setelah Ibu Kota dan sekitarnya memberlakukan pembatasan sosial berskala besar. Tak ada penumpang bisa dia angkut. Rhamdani hanya bisa mengandalkan pelayanan lain, seperti mengantar barang dan makanan. Tetap saja jumlahnya tak cukup. Rhamdani tahu, sewaktu-waktu, dia bisa ditendang dari rumah petak dan sepeda motornya ditarik pihak leasing. “Untuk makan saja sudah sulit,” katanya pada Selasa, 12 Mei lalu.
Hatinya bertambah pilu setiap kali melihat paket bahan kebutuhan pokok tiba di rumah tetangganya di kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat. Tak sekali jua bantuan itu mampir ke kontrakan Rhamdani. Ketua rukun tetangga yang mendengar keluhannya menyatakan dia tak mendapat bantuan sosial karena tak memiliki kartu identitas sebagai warga Depok.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo