Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Joko Agus Setyono mengatakan pemasangan stiker dan spanduk berwajah Penjabat Gubernur Heru Budi Hartono yang ada di mana-mana tidak mengandung unsur politik. Terlebih soal isu Heru Budi bersiap untuk ikut bertarung di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Joko Agus, hal itu dapat dilihat dari tulisan yang ada di spanduk maupun stiker berwajah Heru Budi. "Oh, itu mengucapkan selamat pemilu, toh. Ya, kan kita harus pemilu dengan imbaun, masalahnya di mana?" katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 12 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Joko Agus mengatakan spanduk maupun stiker yang menampilkan wajah Heru Budi hanyalah imbaun kepada masyarakat untuk menyambut pemilu dengan senyum dan melaksanakannya dengan damai. "Coba baca ininya (narasinya) bukan mengarah pada pemilihan," ujarnya.
Sebelumnya, stiker berwajah Heru Budi Hartono terpampang di beberapa halte Transjakarta viral di media sosial. Sejumlah warganet mengeluhkannya karena menilai mengganggu estetika. Stiker bergambar Heru Budi itu disertai tulisan 'Pilihan Cerdas, Pemilu Aman, Indonesia Kuat'.
Dari pengamatan TEMPO, stiker Heru Budi itu terpasang di Halte Transjakarta Balai Kota DKI, Jakarta Pusat. Setidaknya ada empat stiker bergambar Heru Budi berukuran sedang menempel di dinding luar halte itu.
Rivando Bayu, 22 tahun, salah satu warga Jakarta yang sedang menunggu kedatangan bus Transjakarta di halte itu setuju stiker mengganggu estetika. "Sebenarnya enggak masalah kalau jumlahnya sedikit. Ini kan banyak berjejer di satu tempat," katanya.
Meski begitu, ia mengapresiasi pemasangan stiker itu jika tujuannya sebagai ajakan mendukung Pemilu 2024 berjalan aman.
Tak hanya di halte Transjakarta, spanduk berwajah Heru Budi dengan pesan yang sama banyak terpasang di sejumlah titik di ibu kota.
Menanggapi hal itu, Joko Agus Setyono berujar spanduk maupun stiker Heru Budi tidak mengganggu estetika. Menurutnya, wajar apabila kebijakan mendapat kritik dan komentar dari warga. "Estetika siapa yang menilai? Kalau saya menilainya enggak merusak kok," ucapnya.