Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Spiral Langit Heathrow

18 Juni 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

EMPAT spiral berjejer melingkar-lingkar membubung di ruang udara, sekitar 48 kilometer dari Bandar Udara ­Heathrow, London. Ini spiral maya: tak bisa dilihat penumpang, bahkan pilot di kokpit pesawat. Inilah jalur bagi pesawat-pesawat yang akan mendarat atau meninggalkan Heathrow, salah satu bandar udara tersibuk di dunia.

Heathrow, di London bagian barat, merupakan bandara paling padat di dunia setelah Charles de Gaulle di Paris dan Frankfurt di Jerman. Sekitar 1.300 pesawat naik dan turun setiap hari atau hampir setengah juta penerbangan per tahun. Meski begitu, Direktur Keselamatan dan Keamanan AirAsia Sonny Sasono merasa santai setiap kali terbang menuju bandara internasional itu. "Saya yakin petugas pemandu di sana sangat ahli," kata Sonny, yang pada 2005 rutin terbang ke Heathrow, Selasa pekan lalu.

Jalur spiral di udara—oleh para pengatur udara disebut "stacks" atau "cerobong asap"—dirancang untuk mengatasi lalu lintas udara yang sangat ramai. Desain spiral dibikin karena ­Heathrow hanya memiliki dua landasan pacu: satu untuk pesawat yang akan lepas landas dan lainnya untuk yang akan mendarat. Bandingkan dengan Bandara Charles de Gaulle atau Frankfurt, yang memiliki empat landasan pacu.

Begitu pesawat yang hendak mendarat mendekat, petugas di Bandara ­Heathrow mengarahkan pilot memasuki salah satu dari empat "cerobong asap" pada ketinggian 15 ribu kaki atau 4.572 meter. Setelah itu, pilot akan diminta menerbangkan pesawat pada jalur melingkar, membentuk spiral, sambil secara bertahap mengurangi ketinggian.

Menurut situs resmi bandara, heathrowairport.com, pada saat mencapai ketinggian 7.000 kaki atau 2.137 meter, pesawat keluar dari jalur spiral dan terbang menuju landasan. Secara berurutan, ketika satu pesawat keluar dari jalur spiral, pesawat-pesawat di atasnya turun satu level lebih rendah. Satu pesawat lain masuk pada jalur ketinggian 15 ribu kaki.

Pola yang sama berlaku pada pesawat-pesawat yang lepas landas. Setiap pesawat yang terbang dari Heathrow harus masuk dulu ke "cerobong asap", terbang berputar ke atas, sebelum akhirnya masuk ke jalur penerbangan menuju tujuan. Dengan sistem ini, jarak waktu antarpesawat yang lepas landas di bandara terbesar Inggris ini hanya 45 detik. Padahal jarak aman rata-rata di bandara lain dua menit. Orang-orang menyebutnya "Heathrow limits".

Jarak antarpesawat juga diatur. Semakin rendah ketinggian, kian sempit ruang udara dan semakin padat pula lalu lintas pesawat. Di darat, Bandara Heathrow membentang di lahan seluas 1.227 hektare. Luas ruang udara yang dipantau mencapai 6.000 mil persegi atau sekitar 15.539 kilometer persegi dengan ketinggian 2.500-60.000 kaki.

Spiral di atas Heathrow menunjukkan betapa langit yang padat bisa diatur demi kenyamanan penerbangan. Di Jakarta, beberapa pilot mengeluhkan pengaturan yang membingungkan. Beberapa kali kisruh ini membuat pesawat yang hendak mendarat harus terbang kembali—dalam istilah penerbangan disebut "go around". Lebih gawat, perintah membingungkan dari petugas pemandu nyaris membuat dua pesawat bertabrakan. Dimintai konfirmasi soal ini, Vice President Air Traffic Services PT Angkasa Pura II Sutrisno Jaya Putra mengatakan belum pernah mendengar laporannya.

Kartika Candra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus