Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Tulisan tangan dokter yang sulit dibaca menjadi perbincangan yang umum. Label “tulisan dokter” pun sering disematkan kepada mereka yang tulisan tangannya sulit dibaca. Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan tulisan dokter sulit dibaca?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari berbagai sumber, tulisan tangan dokter sulit dibaca bukanlah tanpa alasan. Ada beberapa hal yang mampu menjelaskan hal tersebut. Berikut adalah beberapa alasan yang menyebabkan tulisan dokter sulit dibaca:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebiasaan mencatat ketika masih sekolah kedokteran
Pendidikan yang harus ditempuh oleh calon dokter berlangsung cukup lama. Seorang calon dokter harus menempuh pendidikan sarjana paling cepat selama empat tahun di universitas. Setelah lulus, calon dokter juga harus menempuh pendidikan profesi selama dua tahun lagi supaya bisa disumpah dan menjadi dokter. Dalam kurun waktu yang cukup lama ini, calon dokter mempunyai kebiasaan mencatat yang berakibat pada kemampuan menulis tangan mereka.
Pada umumnya, sebagaimana dikutip dari Forbes, pendidikan kedokteran mengharuskan peserta didiknya untuk terus membuat catatan. Segala hal yang mereka dapat di perkuliahan harus benar-benar dicatat. Tidak hanya itu, ketika mereka praktik, segala laporan pun harus dicatat pula. Kebiasaan mencatat yang menguras tenaga ini membuat kemampuan menulis tangan dokter memburuk. Hal disebabkan karena dokter tidak lagi fokus dalam menjaga tulisannya agar mudah dibaca, tetapi fokus memperhatikan segala hal yang harus dicatat.
Kesibukan ketika sudah menjadi dokter
Ketika sudah menjadi dokter, kesibukan padat semenjak masih menempuh pendidikan tidak berkurang. Kesibukan tersebut justru bertambah. Dilansir dari Write Choice, dokter diharuskan untuk memperhatikan gejala pasien secara lebih cermat. Semua informasi yang berkaitan dengan diagnosis pasien harus diperhatikan dan dicatat. Tidak hanya itu, konsultasi dan keluhan pasien juga harus diperhatikan dan dicatat oleh dokter. Semua kesibukan tersebut membuat dokter menjadi tidak fokus menjaga tulisannya agar tetap mudah dibaca.
Tulisan dokter yang buruk bukanlah masalah yang besar
Pada umumnya, dokter menulis dengan tangan guna memberikan resep obat. Resep obat tersebut nantinya akan diberikan kepada apoteker yang meracik obatnya. Apoteker yang sudah bekerja lama dengan dokter biasanya sudah mengerti tulisan tangan dokter, sekalipun sulit untuk dibaca. Sementara itu, untuk apoteker baru, mereka biasanya akan menjalin komunikasi yang intens dengan dokter dalam rangka memahami resep dan tulisan yang diberikan oleh dokter.
Kesulitan untuk membaca tulisan dokter sempat menjadi isu yang cukup penting di dunia kedokteran. Dukutip dari Medicine, tulisan dokter yang sulit dibaca menyebabkan kesalahan dalam membaca resep dan perintah dokter kepada pasien. Namun, masalah tersebut kini teratasi dengan hadirnya teknologi karena sebagian besar laporan dokter kini diketik dengan komputer sehingga tulisan yang sulit dibaca jarang ditemui.
BANGKIT ADHI WIGUNA
Baca juga: