Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Survei Herbalife Nutrition mengungkapkan delapan dari 10 orang Indonesia cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan selama Ramadan dan Idul Fitri dibanding hari lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Selama puasa, tidak hanya pola makan dan tidur yang berubah, dehidrasi dan asupan makanan yang kurang membuat metabolisme tubuh juga melambat. Metabolisme itu bertujuan agar penggunaan energi dalam tubuh menjadi lebih efisien," ujar Senior Director & General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Herbalife Nutrition menyelenggarakan "Holiday Eating Survey" pada April 2019 dengan lebih dari 5.500 responden di 11 negara Asia Pasifik, yaitu Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam. Survei "Holiday Eating Survey" di Asia Pasifik itu mengungkapkan berat badan konsumen di 11 negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia bertambah rata-rata 6 kilogram pada akhir Ramadan dan Idul Fitri.
Temuan itu merupakan jumlah kenaikan berat badan tertinggi yang dialami oleh konsumen dibandingkan dengan musim perayaan lain, termasuk Deepavali, Natal, dan Tahun Baru. Di Indonesia, survei itu melibatkan 500 konsumen dengan hasil 83 persen responden cenderung makan lebih banyak pada Ramadan dan Idul Fitri. Berpuasa selama Ramadan juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan bila mempertimbangkan pemilihan makanan dan kurangnya olahraga.
"Konsumen di Asia Pasifik, termasuk di Indonesia, memperoleh tambahan berat badan rata-rata 6 kilogram setelah Hari Raya. Kita perlu mempertahankan kebiasaan gaya hidup sehat, termasuk membuat keputusan makanan yang lebih baik dan dipadu dengan aktivitas fisik agar memudahkan manajemen berat badan dan memperoleh kesejahteraan," ujar Andam Dewi.
Sebanyak 66 persen responden Indonesia mengaku telah mengonsumsi makanan yang kurang sehat. Beberapa alasan utamanya adalah menikmati makanan enak selama liburan (62 persen), lebih fokus menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga (56 persen). Sebanyak 66 persen responden di Indonesia merasa bersalah telah mengonsumsi dan menerapkan pola makan kurang sehat selama Ramadan dan Idul Fitri. Hasilnya, 71 persen responden akan berusaha memperhatikan pemilihan makanan, khususnya makanan sehat, begitu perayaan usai.
Naiknya berat badan juga dipengaruhi oleh aktivitas olahraga yang menurun selama Ramadan dengan alasan akan meneruskan agenda olahraga usai Hari Raya. Itulah mengapa menurunkan berat badan jadi agenda utama responden Indonesia usai Idul Fitri, di mana rata-rata menghabiskan 11 hari untuk membakar lemak yang menumpuk. Sekitar 55 persen responden berhasil melakukannya.