Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian yang dilakukan Guru Besar Farmasi Universitas Andalas (Unand) Padang menemukan bahwa kanker paru yang selama ini merupakan salah satu penyakit paling mematikan bisa diobati dari bahan yang ada di lingkungan sekitar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fatma Sri Wahyuni, Dekan Fakultas Farmasi Unand, mendapati pohon kandis, yang selama ini hanya diambil buahnya sebagai asam atau bumbu masak, justru bisa dijadikan obat kanker paru. Wanita kelahiran Padang Luar, 13 April 1974, itu menyebut bahwa tanaman atau pohon yang dikenal sebagai asam kandis (Garcinia cowaroxb) memiliki senyawa yang mampu mengatasi penyakit kanker paru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artikel lain:
Dua Kanker Ini Paling Banyak Mengancam Wanita
Mitos dan Fakta tentang Kanker Payudara, Awas Terkecoh
Alasan Penderita Kanker Harus Menjauhi Gula
Awas, Makanan Berlemak dan Alkohol Bisa Sebabkan Kanker Usus
Sebelumnya, daun dari asam kandis yang banyak tumbuh di hutan Sumatra ini diketahui aktif menghambat pertumbuhan sel kanker payudara. Di India, misalnya, buah tanaman ini juga telah digunakan sebagai obat disentri, sedangkan kulit batangnya digunakan sebagai antipiretik di Thailand.
“Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Salah satu yang paling sering didiagnosa adalah paru–paru, mencapai 13 persen dari total kematian akibat kanker,” kata Fatma.
Data Globocan International Agency for Research on Cancer menyebutkan kanker paru paling sering didiagnosis sebagai penyakit kanker yaitu mencapai 1,8 juta atau 13 persen dari total serangan kanker.
Asam Kandis/Bisnis
Dari persentase itu, kanker payudara memiliki persentase 11,9 persen atau mencapai 1,7 juta diagnosis di seluruh dunia setiap tahunnya, dan kolorektum sebanyak 1,4 juta atau 9,7 persen.
Kanker paru juga paling umum menjadi penyebab kematian akibat kanker yang mencapai 19,4 persen dari total kematian, disusul hati sebanyak 9,1 persen dan perut sebesar 8,8 persen.
Berawal dari pemikiran untuk menemukan obat terbaik untuk kanker, maka penelitian alumni doktoral dari University Putra Malaysia ini akhirnya menemukan bahwa senyawa hasil isolasi kulit batang kandis bisa dijadikan sebagai obat kanker paru.
Dia menyebut selama ini pengobatan kanker dilakukan dengan pengobatan kimia yang memberikan efek samping kepada penderita sehingga jelas tidak efektif dalam proses penyembuhan.
“Obat antikanker yang ada sekarang ini selain bekerja pada sel kanker, juga bekerja pada sel–sel normal yang memiliki pertumbuhan cepat. Oleh sebab itu perlu ditemukan obat antikanker yang bekerja selektif terutama dari tanaman,” paparnya.