Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak diresmikan bulan lalu, Tebet Eco Park,menjadi ruang terbuka hijau (RTH) yang ramai dikunjungi warga Ibu Kota. Robi, perempuan yang sudah tinggal di Tebet selama 25 tahun, menceritakan bagaimana kondisi taman itu sejak dulu hingga kini.
Di sela-sela aktivitasnya berolah raga, wanita 60 tahun ini mengatakan bahwa ruang terbuka hijau itu, kini, sudah lebih baik jika dibandingkan dulu. "Bagus sekarang, beda banget, dulu kan ini Taman Senop dan Taman Honda yang dipisahkan jalan raya, sekarang disambung. Memang, untuk sementara ini bersih. Mudah-mudahan ke depannya juga," ujar dia saat ditemui di Tebet Eco Park, pada Selasa, 17 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyak pengunjung bukan orang Tebet
Menurut dia, warga yang datang ke taman yang berlokasi di Jalan Tebet Timur Raya, Jakarta Selatan itu kebanyakan bukan orang Tebet. Setiap akhir pekan atau hari libur nasional, tempat itu ramai dikunjungi. Sehingga perlu dijaga dengan baik dari segi keamanannya maupun kebersihannya.
"Bukan padat lagi crowded deh, kalau ini memang harus dijaga terus. Karena kami orang Tebet, saya juga bilang ke penjaganya, kalau ini enggak dijaga, enggak lama umurnya, bisa rusak semuanya," katanya.
Robi yang rumahnya hanya berjarak satu kilometer dari Tebet Eco Park itu mengatakan pernah melihat kondisi di sekitar taman itu kotor dan tidak dibersihkan. Dia menyarankan agar petugas kebersihan di taman dengan wajah baru itu ditambah, dan difokuskan untuk membersihkan sampah-sampah bukan daun. "Itu yang diambilin, harusnya disapu bersih."
Ramai sejak dulu
Dulu, sebelum menjadi Tebet Eco Park, petugas kebersihan juga kurang. Namun, Robi melanjutkan, biasanya ada tukang sapu khusus, dan imbalannya langsung dikasih dari warga atau komunitas yang melakukan aktivitas di taman.
Sementara itu, berkaitan dengan dengan kondisi, meski lebih rapih, taman emmang sudah ramai sejak dulu. Banyak kelompok atau komunitas dari warga sekitar yang sering kumpul-kumpul, bahkan sempat mengadakan konser musik, dangdutan, dan lainnya.
"Kalau sekarang mungkin karena masih beranggapan terlalu ramai, jadi pada enggak mau datang. Tapi, kalau hari biasa ya sepi. Sekarang anak-anak sudah masuk sekolah, kondisinya sudah agak sepi," tutur Robi.
Transportasi dan fasilitas umum
Robi menuju ke RTH itu hanya dengan berjalan kaki. Namun, ia bisa juga menggunakan angkot 34 yang bisa didapatkan di depan gang rumahnya. "Kalau dari dekat saya, itu saya keluar sedikit itu sudah ada angkot 34, lewatnya samping sana arah Tebet Timur," ujar dia.
Sementara untuk fasilitas umum, sekarang juga sudah cukup rapi, tapi Robi mengaku belum melihat bagaimana kondisi toiletnya. Dia berharap semuanya bisa dijaga dengan baik. Karena ini baru sebulan buka, Robi berharap agar tempat itu bersih terus. Menurut dia, terkadang, kalau toiletnya kotor warga sering marah.
"Yang penting saling menjaga. Kalau sekarang memang bagus, rindang banget, adem, banyak pohon. Enak, jogging jam sepuluh saja tidak panas, tapi dingin enggak kaya dulu. Saya sempat fotoin lokasinya, dan kirim ke teman-teman, terus mereka pada pengin datang ke sini," katanya.
Tebet Eco Park baru diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 23 April 2022. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melalui Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut), resmi membuka Tebet Eco Park sebagai Ruang Publik atau Ruang Ketiga di Jakarta dalam acara “Ngabuburit di Tebet Eco Park” pada saat itu.
Sebelum direvitalisasi, RTH ini bernama Taman Tebet. Nama Eco Park diambil dari konsep yang diusung dengan menghadirkan keindahan alami melalui pemulihan ekosistem dan ruang terbuka hijau dan biru, dengan fasilitas taman yang bisa mengakomodasi aktivitas warga.