Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kemarin meresmikan tiga jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Jenderal Sudirman. Seharusnya, tepat mulai pukul 12.00 kemarin, jembatan itu sudah bisa dilalui masyarakat umum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketiga jembatan itu adalah JPO Bundaran Senayan, Gelora Bung Karno, dan Polda Metro Jaya. Meski telah diresmikan, ketiga jembatan tersebut belum sepenuhnya rampung. Bahkan JPO Polda Metro baru bisa digunakan beberapa hari ke depan karena masih dalam tahap finalisasi. "Liftnya masih diproduksi, belum dipasang," kata Anies, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika peresmian, lokasi lift yang berada di sebelah tangga ketiga JPO masih ditutupi pagar seng. Hanya tiang-tiang penyangga dan ruang kotak rangka lift yang terlihat. Meski begitu, pekerjaan yang tersisa tak mengurangi antusiasme masyarakat untuk mencoba jembatan penyeberangan dengan desain modern itu. Apalagi, sejak JPO diresmikan, lampu penyeberangan (pelican crossing) di dekat JPO Gelora Bung Karno dan Ratu Plaza ditutup serta tak bisa digunakan.
Berdasarkan pengamatan Tempo, pejalan kaki yang naik ke JPO Gelora Bung Karno tak semuanya bermaksud menyeberang atau mengakses halte Transjakarta. Sebagian dari mereka naik JPO untuk berswafoto. Mandala, salah seorang pengguna JPO, mengaku sengaja mencoba jembatan ini bersama tiga temannya. "Sudah penasaran sejak lama, akhirnya kesampaian foto di sini," kata lelaki yang bekerja di gedung perkantoran sekitar Jalan Sudirman itu.
Anies pun berbangga akan desain JPO Gelora Bung Karno dan Bundaran Senayan yang dia anggap lebih artistik. Bahkan, menurut Anies, kedua JPO tersebut sudah viral sebelum diresmikan. "Sudah jadi rujukan foto urban di DKI," ujarnya.
Anies juga berharap tiga JPO di Jalan Sudirman itu bisa menjadi rujukan pembangunan infrastruktur lain di Jakarta. Sebab, pembangunannya tak hanya untuk memenuhi kebutuhan mobilitas pejalan kaki, tapi juga mempercantik Ibu Kota. "Bisa dinikmati pengguna kendaraan umum dan kendaraan pribadi yang melewati jalur ini juga," ucapnya.
JPO Gelora Bung Karno didesain dengan cincin lorong yang melengkung dengan pagar pembatas warna putih. Desain itu berbeda dengan desain dua JPO lainnya. Jembatan Polda dan Bundaran Senayan didesain lebih sederhana dengan lorong berpagar sekat warna putih.
Persamaannya, ketiga jembatan tersebut dilengkapi dengan lampu RGB dan LED yang temaram sehingga menambah keindahannya pada malam hari. Lampu tersebut juga bisa berganti-ganti warna dan bergerak seakan-akan pengguna di lorong yang bergerak. Ketiga jembatan ini juga dipasangi kamera CCTV untuk keamanan.
Team leader arsitek PT Arkonin, Firman Herwanto, menjelaskan, desain ketiga JPO itu disesuaikan dengan wilayah keberadaannya. "Karena kawasan Senayan ini khas dengan Gelora Bung Karno yang ‘wow’, dengan semangat gelora dinamisnya warga Jakarta, modelnya dibuat lebih dinamis, melintir," tuturnya. Adapun jembatan di Bundaran Senayan dan Polda Metro Jaya, yang dekat dari perkantoran, didesain lebih sederhana, tapi tetap futuristik.
M. JULNIS FIRMANSYAH | INGE KLARA SAFITRI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo