Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes merupakan penyakit yang penderitanya tidak dapat menghasilkan insulin atau hormon pengatur gula darah. Bisa juga karena insulin yang dihasilkan tidak mencukupi atau insulin tidak bekerja dengan baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
H2 Health & Happiness beserta beberapa narasumber menyelenggarakan diskusi kesehatan ihwal penyakit diabetes yang digagas Kementerian Kesehatan pada Rabu, 31 Januari 2018, di Jakarta. Dalam acara tersebut, Kepala Subdirektorat Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolisme Dyah Erti Mustikawati menegaskan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia terus menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Indonesia terlalu agresif dicecar iklan minuman instan berasa, padahal kebutuhan gula hanya 50 gram untuk tubuh. Jika berlebih, akan menyebabkan resisten insulin, kemudian terjadilah anak diabetes di usia dini dan diabetes semakin meningkat,” kata Dyah.
Selain minuman perasa, nasi putih, yang menjadi makanan pokok orang Indonesia, salah satu penyebab diabetes. Tingginya kadar gula dalam nasi putih adalah penyebabnya.
Menurut Deputy Director Corporate Business Development PT Kalbe Farma Tbk FX Widiyatmo, Kalbe, melalui produk H2 Health & Happiness, berkomitmen meningkatkan kesehatan masyarakat, yaitu dengan menangani penyakit diabetes.
Tepung Kelapa H2. Tempo/Astria Putri Nurmaya
“Kami mencoba mencegah dan menangani penyakit diabetes dengan tepung kelapa, yaitu dengan mencampurkan H2 tepung kelapa dengan beras putih pada saat memasak,” ujar Widi.
Dr Didah Nur Faridah, Kepala Pengembangan Layanan Analisis Pangan Institut Pertanian Bogor, menyebut tepung kelapa menjadi alternatif nutrisi untuk penderita diabetes karena terdapat kandungan serat.
“Tepung kelapa seratnya hampir 20 persen, membuat penyerapan glukosa terhambat sehingga serat tersebut menghalangi glukosa yang menjadikan kadar gula turun atau rendah,” kata Didah.
Meskipun demikian, dr Cindy SpGK, ahli klinis, tidak menganjurkan makan nasi dicampur dengan tepung kelapa secara berlebihan karena akan sia-sia dan tidak menurunkan kadar gula.
“Porsi harus diperhatikan. Glikemik rendah bukan berarti bisa bertambah, semua harus sesuai dengan kebutuhan,” ujar Cindy.
Dr Didah menjelaskan, nasi dicampur dengan tepung kelapa telah diujikan ke 10 orang penderita diabetes, yaitu dengan menambah 20 persen tepung kelapa, membuat indeks glikemiknya sedang. Kemudian, ketika diujikan kembali dengan menambah 49 persen tepung kelapa, indeks glikemiknya rendah.