Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Tertunda karena diborgol polisi

Pesta perkawinan umroh yuniarti dengan yanto, 3 kali urung dilaksanakan di desa sendang, indramayu. pasalnya, yanto diborgol polisi. ia penipu. umroh termasuk korbannya.

15 Februari 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PESTA kawin itu tertunda-tunda. Padahal, mempelai wanita, penghulu, tetamu, serta orkes dang-dut dan tarling sudah hadir sejak pagi. Ahad 23 Desember lalu, Umroh Yuniarti, 28, berniat menikah dengan Yanto. Diundur lebih dari satu jam dari rencana semula, toh acara resmi itu tidak juga dihadiri pengantin pria. Hadirin di rumah Desa Sendang, Kecamatan Karang Ampel, Indramayu, akhirnya bubar -- hingga sore Yanto tak ketahuan lubang hidungnya. Dan, kejadian seperti itu berulang hingga tiga kali. Sampai sehari sesudah Natal tahun lalu -- ketika terbetik kabar bahwa Yanto sudah ditemukan. Pemuda itu, waktu itu, sedang berada di Balai Desa. Dan, seperti kisah Ande-ande Lumut dalam ketoprak, rombongan mempelai wanita segera bergegas menyongsongnya. Toh ijab kabul batal juga. Pasalnya, "Calon suamiku tangannya diborgol," ujar Umroh. Juga dikawal polisi. Ternyata, pemuda yang sebenarnya bernama Jamhari itu berprofesi penipu -- dengan banyak kasus. Ketika berniat mengawini Umroh, si belut mengaku anak haji purnawirawan ABRI. Juga menyatakan dirinya pemilik bengkel mobil dan motor. Seperti disihir, Umroh yang sudah menjanda lima tahun mengangguk-angguk. Juga ketika ia dimintai Rp 200 ribu dan 28 gram emas miliknya untuk "urusan bisnis". Lagi pula, arjuna gadungan ini memang simpatik. Untuk hari perkawinan mereka, misalnya, Yanto mengusulkan agar anak laki-laki Umroh disunat sekalian. Sebenarnya Umroh tidak begitu mengenal asal usul calon suaminya. Ia terburu-buru maklumlah. Waktu dikenalkan oleh Sutinah, tetangga Umroh, Yanto langsung saja mengajak kawin janda dengan dua anak itu -- dan yang diajak setuju. Perkawinan yang gagal itu membuat Umroh selama beberapa hari tak berani keluar rumah. "Uang yang hilang, sih, tak jadi pikiran. Tapi malunya itu! Nggak ketulungan," ujarnya. Tentu, ia tetap berniat kawin lagi. "Kalau dengan orang baik, sih, mau saja."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus