PESTA kawin itu tertunda-tunda. Padahal, mempelai wanita, penghulu, tetamu, serta orkes dang-dut dan tarling sudah hadir sejak pagi. Ahad 23 Desember lalu, Umroh Yuniarti, 28, berniat menikah dengan Yanto. Diundur lebih dari satu jam dari rencana semula, toh acara resmi itu tidak juga dihadiri pengantin pria. Hadirin di rumah Desa Sendang, Kecamatan Karang Ampel, Indramayu, akhirnya bubar -- hingga sore Yanto tak ketahuan lubang hidungnya. Dan, kejadian seperti itu berulang hingga tiga kali. Sampai sehari sesudah Natal tahun lalu -- ketika terbetik kabar bahwa Yanto sudah ditemukan. Pemuda itu, waktu itu, sedang berada di Balai Desa. Dan, seperti kisah Ande-ande Lumut dalam ketoprak, rombongan mempelai wanita segera bergegas menyongsongnya. Toh ijab kabul batal juga. Pasalnya, "Calon suamiku tangannya diborgol," ujar Umroh. Juga dikawal polisi. Ternyata, pemuda yang sebenarnya bernama Jamhari itu berprofesi penipu -- dengan banyak kasus. Ketika berniat mengawini Umroh, si belut mengaku anak haji purnawirawan ABRI. Juga menyatakan dirinya pemilik bengkel mobil dan motor. Seperti disihir, Umroh yang sudah menjanda lima tahun mengangguk-angguk. Juga ketika ia dimintai Rp 200 ribu dan 28 gram emas miliknya untuk "urusan bisnis". Lagi pula, arjuna gadungan ini memang simpatik. Untuk hari perkawinan mereka, misalnya, Yanto mengusulkan agar anak laki-laki Umroh disunat sekalian. Sebenarnya Umroh tidak begitu mengenal asal usul calon suaminya. Ia terburu-buru maklumlah. Waktu dikenalkan oleh Sutinah, tetangga Umroh, Yanto langsung saja mengajak kawin janda dengan dua anak itu -- dan yang diajak setuju. Perkawinan yang gagal itu membuat Umroh selama beberapa hari tak berani keluar rumah. "Uang yang hilang, sih, tak jadi pikiran. Tapi malunya itu! Nggak ketulungan," ujarnya. Tentu, ia tetap berniat kawin lagi. "Kalau dengan orang baik, sih, mau saja."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini