Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai pembangunan terowongan atau underpass di Jalan Rasuna Said hingga Jalan Mampang Prapatan telah menciptakan kemacetan ekstrem bagi warga Jakarta. "Ratusan ribu warga Jakarta setiap hari tertunda perjalanannya dan terhambat karena pengerjaan proyek ini," ujar Anies setelah meninjau proyek terowongan Mampang-Kuningan, Selasa, 17 Oktober 2017.
Anies berencana meminta penjelasan dari pelaksana proyek ihwal pengerjaan proyek yang dinilai terlalu lambat. Dia ingin pembangunan terowongan segera selesai agar masalah kemacetan di kawasan itu segera berakhir.
Kemacetan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, semakin parah dengan adanya pembangunan terowongan di Jalan Rasuna Said hingga Jalan Mampang Prapatan. Terowongan itu dibangun untuk menghindari perlintasan sebidang yang kerap menjadi sumber kemacetan. Awalnya proyek ini ditargetkan selesai pada Desember 2017. Namun diperkirakan akan meleset hingga tahun depan.
"Saya berpengalaman membangun jalan. Saya sudah tahu ini enggak akan selesai Desember. Malah saya prediksi April, ternyata benar," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno.
Baca: Anies-Sandi Naik Transjakarta, Rasakan Kemacetan di Mampang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Sandiaga, prediksi rampung April itu juga dengan catatan semua rencana berjalan baik. Saat ini, pembangunan terowongan terkendala karena adanya jaringan pipa bawah tanah milik Perusahaan Gas Negara (PGN) serta Perusahaan Air Minum Lyonnaise Jaya (Palyja).
Project Manager Underpass Mampang-Kuningan Jumadi menjelaskan, adanya kedua jaringan pipa tersebut membuat penggalian terowongan belum bisa dilanjutkan. "Kami enggak mungkin gali (tanah) ketemu pipa. Padahal, Kepala Dinas Bina Marga sudah berikan warning, kalau (pipa) tidak direlokasi, kami tidak bisa bekerja," ucap Jumadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepada Anies Baswedan, Jumadi menuturkan jaringan pipa milik Palyja yang menghambat pembuatan terowongan berada di tiga titik, yaitu Kuningan Barat, Kuningan Timur, juga Mampang. Sedangkan jaringan milik PGN berada di Kuningan Barat.