Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor – Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan rencana pemerintah pusat mengintegrasi sistem transportasi Jabodetabek harus menekankan pada sinkronisasi rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) antarwilayah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Supaya tidak berbenturan ketika ada jalur, misalnya MRT, ke sini (Bogor), ternyata RTRW tidak kompak dan sebagainya,” kata Ade saat ditemui di Pendopo Bupati Bogor, Selasa, 29 Januari 2019.
Mnurut Ade, pendapatnya itu disampaikannya saat mengikuti rapat kordinasi mengenai Integrasi Sistem Transportasi antarmoda se-Jabodetabek yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin 28 Januari 2019.
Rapat tersebut dihadiri para menteri Kabinet Kerja, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta bupati dan wali kota se-Jabodetabek.
Ade mengatakan, pemerintah pusat bisa membantu persalan Kabupaten Bogor, terutama soal infrastruktur. “Kemarin saya juga sampaikan soal kebutugan pembangunan di Kabupaten Bogor, salah satunya poros tengah-timur,” kata Ade.
Pembangunan poros tengah-timur atau jalur Puncak II dapat mengatasi hampir 50 persen kemacatan di Puncak. “Rencananya, Menteri PUPR akan mengagendakan hal itu,” kata Ade.
Ade juga mengatakan, ujtuk menyingkronkan transportasi Jabodetabek, pihaknya akan menyelesaikan infrastruktur jalan lingkar Dramaga, Leuwiliang dan Bojonggede-Kemang (Bomang)