ADA orang ketiga di rumah tangga, kalau bukan bikin sewot istri, ya, bikin melotot suami. Tapi lain lagi yang terjadi di Desa Bangilan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Adalah Jumirah, 38 tahun, ibu dua anak yang sehari-hari berkedai kelontong di pasar desa itu. Menurut seorang penduduk, kios tersebut diperolehnya sekitar tahun lampau, sebagai hadiah dari Yayak, 50 tahun, yang menjadi kepala pasar desa tersebut. Ketika itu Yayak mondok di rumah Jumirah, dan seminggu sekali pulang ke desanya, Bancar. Di sana ada istri dan anaknya. Yayak mondok mungkin bukan sebuah momok. Tapi dia juga suka mojok dengan Jumirah. Penduduk jadi gerah. Yang bikin mata penduduk lebih gatal adalah sang suami Salim, 45 tahun yang tenang-tenang saja. Urusan ini kemudian mereka laporkan ke camat dan bupati. Hasilnya, akhir tahun lampau Yayak dipindahkan Bupati Tuban ke Kecamatan Bancar. Meski resmi pindah, Yayak masih rajin menginap di rumah Jumirah. Tentu saja penduduk kian melotot terhadap keranjingan two-in-one ini. Puncaknya meledak pada suatu malam pertengahan Desember lalu. Ratusan penduduk, disertai pamong desa, melabrak rumah Jumirah. "Yayak, keluar! Ini bukan kompleks WTS," sorak mereka. Salim, yang tertidur di kursi ruang tamu, jadi tersentak. Sementara itu, dari kamar menghambur istrinya dan Yayak, yang mengenakan pakaian ala kadarnya. Yayak lalu ditahan semalam. Ia baru pulang setelah dijemput istrinya dan Camat Bancar. Menurut Jumirah, hubungannya dengan Yayak sudah terjalin lama. Dan suaminya membenarkan. "Yayak sudah seperti saudara saya," kata Salim seraya mengungkapkan pernah juga tidur bertiga. Mengenai hal ini, Jumirah menolak anggapan berhubungan dengan dua lelaki sekaligus. "Kalau Pak Yayak ke sini, Salim tidur di luar," katanya kepada Zed Abidien dari TEMPO. Ini dilakukannya atas dasar suka sama suka. "Suami saya saja tidak melarang, kok, orang lain malah yang ribut," ujarnya. Mendengar ocehan istrinya, Salim yang cuma berpendidikan setingkat SD dan pengangguran itu jadi salah tingkah. Dalam pengakuannya, ia sebenarnya tidak setuju dengan perbuatan istrinya. "Ya, tapi dia maunya begitu, bagaimana lagi?" keluhnya. Ia kalah wibawa, rupanya. "Saya baru masuk kamar kalau dipanggil istri," katanya. "Heran, kok ada suami seperti itu?" komentar Edi Pujiono, sekretaris desa tersebut. Lebih heran lagi, kok ada istri model begituan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini