Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Wahana Hiburan Ramah Kaum Difabel

Pengelola Dunia Fantasi Ancol menyiapkan lima wahana yang ramah bagi penyandang disabilitas. Dari akses jalan landai yang mudah dilewati kursi roda hingga toilet khusus. Meski begitu, pemerintah dan pengelola tempat wisata diharapkan mampu lebih banyak menyediakan kemudahan akses bagi kaum difabel. 

11 Desember 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jalur ramp toilet khusus difabel di Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta, 10 Desember 2021. Tempo/Randy Davrian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Taman Impian Jaya Ancol kedatangan tamu spesial pada Rabu-Kamis lalu.

  • Ratusan penyandang disabilitas beserta pendampingnya berwisata ke Ancol atas undangan dari Dinas Sosial DKI Jakarta untuk merayakan Hari Disabilitas Internasional.

  • Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HDWI), Muharyati, mengatakan terdapat sejumlah wahana di Dunia Fantasi yang ramah untuk kaum disabilitas.

JAKARTA – Taman Impian Jaya Ancol kedatangan tamu spesial pada Rabu-Kamis lalu. Ratusan penyandang disabilitas beserta pendampingnya berwisata ke Ancol atas undangan dari Dinas Sosial DKI Jakarta untuk merayakan Hari Disabilitas Internasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setidaknya ada tiga lokasi wisata di kawasan Ancol yang dikunjungi para penyandang disabilitas, yakni Ocean Dream Samudra Ancol, Sea World, dan Dunia Fantasi. Tercatat Dunia Fantasi menjadi lokasi yang paling banyak dikunjungi saat itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Supervisor Operasi Dunia Fantasi, Andi Wijayanto, mengatakan setidaknya ada 200 penyandang disabilitas yang berwisata di Dufan. Sayangnya, para tamu berkebutuhan khusus itu tak bisa menikmati semua wahana di Dufan. Menurut Andi, setidaknya ada 33 wahana permainan yang tidak bisa dinikmati oleh penyandang kebutuhan khusus.

Andi menuturkan larangan tersebut tak asal-asalan dibikin pengelola Dufan. Rupanya, pihak pengelola menggandeng tim kesehatan untuk menentukan keamanan bagi para penyandang disabilitas. "Seperti Kereta Misteri, Halilintar (kereta luncur), Baling-baling, dan Tornado itu yang tinggi-tinggi tidak boleh. Antisipasi jika perlu dievakuasi," kata dia, kemarin.

Sebagai gantinya, pengelola Dufan mengizinkan para tamu khusus tersebut bermain di lima wahana yang lebih ramah. Kelima wahana tersebut adalah Turangga-rangga (komedi putar), Istana Boneka, Burung Tempur, Gajah Bledug, dan Bianglala. Menurut Andi, terdapat sejumlah fasilitas yang mempermudah kaum difabel, dari jalur khusus nan landai yang mudah dilewati tamu berkursi roda hingga kemudahan menaiki wahana.

Jalur khusus Difabel di wahana Turangga-rangga Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta, 10 Desember 2021. Tempo/Randy Davrian

Selain itu, pengelola Dufan telah menyiapkan toilet khusus yang memiliki beberapa modifikasi, seperti jalan landai yang memudahkan penyandang disabilitas masuk toilet. Pengelola Dufan juga menyediakan pegangan khusus bagi kaum difabel untuk memudahkan pergerakan badan di dalam bilik toilet.

Namun, berdasarkan pantauan Tempo, di dalam kawasan Dufan belum tersedia huruf Braille dan petugas yang ahli bahasa isyarat. Selain itu, jalur landai belum tersedia di beberapa tempat, seperti pertokoan dan restoran. Menurut Andi, pengelola Dufan menyarankan pengunjung yang berkebutuhan khusus datang bersama pendamping untuk memudahkan beraktivitas di dalam Dufan. "Selama ini jarang pengunjung difabel berekreasi ke Dufan," kata dia.

Selain Ancol, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menyediakan beberapa fasilitas yang ramah bagi kaum difabel. Kepala Humas TMII, Adi Widodo, mengatakan pengelola Taman Mini sudah menyediakan jalur khusus kursi roda di sejumlah wahana, seperti taman burung, dunia air tawar, Skyworld, PP Iptek, dan anjungan daerah. "Sedangkan untuk rumah adat belum karena sebagian besar merupakan rumah panggung dan berundak," Adi menerangkan.

Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HDWI), Muharyati, mengatakan terdapat sejumlah wahana di Dufan yang ramah bagi kaum difabel. Ia mencontohkan wahana komidi putar, Bianglala, Istana Boneka, hingga kereta mini. "Semua itu aman," kata dia ketika dihubungi, kemarin. 

Sebaliknya, terdapat beberapa wahana yang kurang aman dan ramah bagi penyandang disabilitas. Sebagai contoh, wahana untang-anting, arung jeram, dan kereta luncur yang tak ramah untuk kelompok penyandang disabilitas fisik intelektual dan mental. "Pulangnya mereka pusing dan mual setiba di rumah," kata Muharyati. 

Dia pun berharap pemerintah dan pengelola tempat wisata lebih memikirkan kemudahan akses bagi penyandang disabilitas. Sebab, masyarakat berkebutuhan khusus pun punya hak untuk bisa menikmati wahana wisata. 

Selain itu, Muharyati menyinggung ketersediaan toilet khusus untuk difabel yang ia rasa masih minim jumlahnya. Kalaupun ada, pasti lokasinya jauh dan berada di sudut. Harapan lainnya, pengelola lokasi wisata menyiapkan ruang khusus untuk laktasi hingga tempat istirahat yang nyaman bagi penyandang disabilitas mental. "Bukan ruang terbuka. Di masjid pun tak ada akses toilet khusus," kata dia.

RANDY DAVRIAN IMANSYAH | INDRA WIJAYA 
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Indra Wijaya

Indra Wijaya

Bekarier di Tempo sejak 2011. Alumni Universitas Sebelas Maret, Surakarta, ini menulis isu politik, pertahan dan keamanan, olahraga hingga gaya hidup.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus