Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar mengatakan lokasi dengan tingkat aktivitas dan mobilitas masyarakat yang tinggi menimbulkan permasalahan tersendiri bagi aparatur pemerintah dalam menegakkan protokol kesehatan Covid-19. "Itu yang paling berat,” kata Anwar saat menghadiri agenda pembagian 10.000 masker di Pasar Balimester, Jatinegara, Jakarta, Ahad, 31 Januari 2021.
Pernyataan itu dikemukakan Anwar saat menghadiri agenda pembagian 10.000 masker di Pasar Balimester Jatinegara yang dihadiri Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Hadir juga Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadhil Imran beserta jajaran.
Baca: Jakarta Timur Tambah Petugas Penggali Kubur di TPU Bambu Apus, Ini Sebabnya
Menurut Anwar Pasar Balimester maupun Pasar Jatinegara merupakan salah satu sentra usaha dengan tingkat mobilitas masyarakat yang tinggi. Lokasi dengan tingkat mobilitas masyarakat yang tinggi menimbulkan permasalahan tersendiri bagi aparatur pemerintah dalam menegakkan protokol kesehatan.
"Terutama di tempat-tempat dengan mobilitas tinggi, itu masalahnya, itu yang paling berat.” Aktivitas dan mobilitas pasar di wilayahnya tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ada 'role model' di Pasar Tanah Abang dan Pasar Jatinegara.” Kapolri dan Panglima TNI, kata Anwar, datang ke pasar untuk memberikan contoh baik kepada masyarakat.
Manager Area Pasar Jatinegara pada Perumda Pasar Jaya Sion Purba mengatakan total jumlah pedagang di pasar ini berkisar 3 ribu orang. "Kunjungan konsumen per hari bisa sampai 3.000-an juga.” Selama pandemi ini kunjungan berkurang hampir 50 persen karena kapasitas tampung dibatasi 50 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Covid-19 membuat ekonomi rusak dan mengancam selamanya,” kata Anwar.
Sejak Maret 2020, ujar Anwar, sudah 53 ribu lebih kasus COVID-19 di Jakarta Timur. Pasien sembuh sudah 50 ribu lebih. “Kami tidak berharap sembuhnya banyak, enggak gitu. Kami berharap bisa memutus mata rantai.”
Penambahan kasus Covid-19 di Jakarta Timur rata-rata 300-500 pasien per hari. "Kuncinya ada di masyarakat untuk sadar mematuhi protokol kesehatan, Insya Allah kita akan memutuskan mata rantai COVID-19."