Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Warga Jawa Tengah di Jakarta Segera Mendapat Bantuan

Teknis pengiriman bantuan masih dibicarakan dengan PT Pos Indonesia.

12 Mei 2020 | 00.00 WIB

Bantuan sosial Sembako dari Kementerian Sosial di Food Station Cipinang, Jakarta, 16 April 2020. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Bantuan sosial Sembako dari Kementerian Sosial di Food Station Cipinang, Jakarta, 16 April 2020. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

JAKARTA – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah segera mengirim bantuan untuk warganya yang terpaksa bertahan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) akibat pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan teknis pengiriman masih dibicarakan dengan  PT Pos Indonesia. "Tinggal hitungan teknis dan pembiayaannya (biaya pengiriman)," katanya di Semarang, Ahad lalu. "Mudah-mudahan minggu depan sudah bisa dikirim."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menurut Ganjar, bantuan itu berupa bahan kebutuhan pokok. Jumlah penerima bantuan yang terdaftar sebanyak 60 ribu orang. Namun, setelah diverifikasi, jumlahnya tinggal 26 ribu orang. Penyusutan itu terjadi karena sebagian besar sudah pulang ke kampung halaman masing-masing. "Kami minta ini tidak ditutup dulu datanya karena masih banyak yang ingin menyumbang," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ganjar menjelaskan, sejumlah komunitas dan lembaga sebelumnya sudah lebih dulu memberikan bantuan kepada warga Jawa Tengah di Jakarta. Misalnya, bantuan yang dikirim oleh warga Desa Winong, Kabupaten Kebumen. "Lalu ada alumni SMAN 1 Tegal yang mengirimkan bantuan serupa," katanya. "Memang ini sporadis, maka kami minta dijadikan satu agar bisa tepat sasaran."

Mualimin, pria asal Pekalongan yang bermukim di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, mengapresiasi rencana pemberian bantuan dari pemerintah Jawa Tengah. Pria 45 tahun ini sehari-hari bekerja sebagai perajin tempe.

Di Semanan, kata Mualimin, ada sekitar seribu perajin tempe. Masing-masing memiliki sekitar tiga pekerja yang sebagian besar berasal dari Pekalongan. Setelah Jakarta menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pendapatan para perajin itu menurun drastis. "Omzet turun sampai 50 persen," katanya. "Sejak pendapatan berkurang, sebagian sudah ada yang kepikiran mudik, tapi kan dilarang."

Mualimin berharap bantuan dari pemerintah Jawa Tengah itu bisa sampai kepada teman-temannya. Namun dia mengatakan, hingga kemarin, para perantau dari Pekalongan tersebut belum pernah didata. Karena itu, dia berinisiatif mencatat para perajin tempe ber-KTP Jawa Tengah agar dapat menerima bantuan. 

Diperkirakan saat ini terdapat sekitar tujuh juta warga Jawa Tengah yang mengadu nasib di kawasan Jabodetabek. Sementara itu, yang sudah tercatat oleh pemerintah Jawa Tengah baru 1.033 orang. "Jadi masih banyak yang belum masuk data," kata Ganjar.

Ganjar sudah memerintahkan Biro Pemerintahan Jawa Tengah berkoordinasi dengan pemerintah Jakarta untuk pendataan itu. Komunikasi tesebut penting agar masyarakat tahu di mana mereka harus mendaftar, kapan, dan apa saja syaratnya. "Selama ini infonya pendataan dilakukan di kantor kelurahan, maka saya ingin pastikan semua kantor kelurahan di sana bisa melayani dengan baik," katanya. REZA MAULANA | ANTARA | SUSENO

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus