Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga berpendapat sebaiknya Wisma Atlet Kemayoran tidak dialihfungsikan menjadi rumah susun.
Terlebih dalam beberapa waktu ke depan, kata dia, cukup banyak agenda olahraga internasional yang akan diselenggarakan di Jakarta seperti Piala Dunia U20, Formula E dan lainnya termasuk rencana penyelenggaraan olimpiade.
"Jika pemerintah berencana menjadikan Jakarta kota olahraga dunia dengan berbagai kalender kegiatan olahraga internasional bahkan menargetkan menjadi tuan rumah olimpiade, maka keberadaan Wisma Atlet harus dipertahankan dan dipelihara dengan baik," katanya.
Pemprov DKI diminta membangun rusun pakai APBD
Adapun untuk kebutuhan rumah susun (rusun), menurut Nirwono, Jakarta harus membangunnya sendiri dengan kemampuan APBD-nya yang terbilang besar.
"Jadi jangan ada kesan Pemda DKI mau gampangnya saja, harusnya Pemda DKI membangun lebih banyak rumah susun untuk warga DKI sendiri dengan APBD DKI yang cukup besar," katanya.
Anggota DPRD DKI sebut Wisma Atlet Kemayoran sarang kuntilanak
Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memproses alih fungsi Wisma Atlet Kemayoran menjadi rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
Ida menjelaskan, wacana itu sudah bergulir sejak sebelum COVID-19. Namun urung direalisasikan lantaran wisma itu dipakai sebagai tempat perawatan pasien COVID-19.
"Saya sudah diskusi dengan Pak Saefullah (eks Sekda) baru tahap diskusi lalu COVID-19, akhirnya dipakai COVID-19," katanya.
"Sekarang mumpung saya ingat, saya pikir tidak ada salahnya juga Pemda DKI memproses itu, untuk kita minta, jadikan rusun atasnya, bawahnya kita buat rumah sakit, rumah sakit anaklah, kita kan butuh," kata Ida dalam rapat Komisi D, DPRD DKI, Rabu, 1 Februari 2023.
Ida mengatakan, preseden soal alih fungsi sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Pemprov DKI terhadap Rusun Pasar Rumput. Rusun tersebut dibangun oleh pemerintah pusat, namun pengelolaannya telah diserahkan kepada Pemprov DKI.
"Kita sudah berhasil yang di Pasar Rumput, nah sekarang tambah lagi Wisma Atlet, daripada mangkrak, lama kosong, banyak kuntilanaknya," katanya.
"Banyak kuntilanak, pak, serius, karena dekat rumah saya. Saya tahu itu tempatnya kuntilanak," kata Ida.
Heru Budi akan bicara dengan pemerintah pusat
Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono menegaskan akan mengikuti kebijakan pemerintah pusat soal pengelolaan Wisma Atlet karena lahan tersebut milik Sekretariat Negara (Setneg).
"Kami masih bahas, saya ikut kebijakan pemerintah pusat," kata Heru setelah memberi nama anak gajah dan jerapah di Taman Margasatwa Ragunan di Jakarta Selatan, Jumat.
Wisma Atlet Kemayoran berada di lahan milik Setneg dan pembangunannya dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk kebutuhan Asian Games 2018.
Setelah kompetisi olahraga itu selesai, ada rencana alih fungsi untuk menjadi rumah susun sewa, tapi kemudian gedung tersebut digunakan sebagai Rumah Sakit Darurat COVID-19 sejak Maret 2020.
Seiring terkendalinya kasus COVID-19, pemerintah resmi menutup operasional Wisma Atlet sebagai tempat perawatan COVID tepat pada akhir Desember 2022.
Wisma Atlet Kemayoran dibangun di lahan seluas 10 hektare dengan biaya sekitar Rp3,4 triliun. Komplek dengan 10 menara tersebut bisa menampung hingga 22.200 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini