Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEBUAH video beredar di Instagram [arsip] yang menyebarkan narasi adanya praktik pencurian organ tubuh warga Palestina oleh pihak Israel, di tengah konflik antara militer Israel dan kelompok Hamas Palestina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Video itu memperlihatkan seorang perempuan menceritakan sejumlah bukti adanya pencurian organ tubuh tersebut. Pertama, militer Israel kerap menahan atau menyimpan jenazah warga Palestina korban perang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua, adanya pernyataan seorang peneliti Israel, Meira Weiss, bahwa organ-organ mereka dapatkan dari warga Palestina, imigran, dan pekerja asing. Ketiga, pengakuan pejabat sebuah lembaga pelayanan kesehatan bernama Yehuda Hess, yang mengakui mengambil organ dari jenazah-jenazah itu tanpa izin dari keluarga mereka.
Namun, benarkah ada praktik pencurian organ jenazah warga Palestina oleh Israel? Juga, benarkah Weiss dan Hess mengakui ada praktik tersebut?
PEMERIKSAAN FAKTA
Video yang beredar memperlihatkan gambar AJ+ yang merupakan logo media AJ Plus, jaringan Al Jazeera. Berdasarkan petunjuk tersebut, ditemukan bahwa video tersebut diterbitkan AJ Plus yang diunggah di Instagram mereka, 4 Maret 2024.
Penelusuran Tempo juga menemukan bahwa praktik pengambilan organ jenazah tanpa izin keluarga terjadi di Israel, tepatnya oleh Abu Kabir Institute of Forensic Medicine, yang diklaim sudah dihentikan tahun 1990-an, sebagaimana diberitakan The Guardian [arsip] dan ABC News.
Mantan Direktur Abu Kabir Institute of Forensic Medicine, Yehuda Hiss atau Yehuda Hess, mengakui pada tahun 2000 bahwa timnya secara rutin mengambil organ dari jenazah warga Palestina dan non Palestina tanpa izin dari keluarga.
Kemudian mantan kepala lembaga forensik negara itu mengakui fakta tersebut pada tahun 2009. Pengakuan yang sama juga dilakukan oleh Militer Israel bahwa praktik tersebut telah dihentikan pada 1990-an akhir.
Militer Israel menyampaikan pernyataan itu sebagai tanggapan data yang diajukan Channel 2 TV Israel bahwa Abu Kabir Institute of Forensic Medicine mengambil kulit, kornea, katup jantung dan tulang dari mayat tentara Israel, warga negara Israel, Palestina dan pekerja asing, yang seringkali tanpa izin dari kerabat.
Sekitar tahun 2000, surat kabar asal Swedia Stockholm Aftonbladet memberitakan dugaan militer Israel sengaja membunuh warga Palestina untuk diambil organ tubuhnya. Namun, tudingan ini ditolak pemerintah Israel dan belum ditemukan bukti kuat yang mendukungnya.
Pada tahun 2009 itu kemudian pemerintah Israel mengatakan semua praktik transplantasi organ tubuh yang dilakukan di sana telah mengantongi izin kerabat jenazah. Hess tidak dihukum karena dianggap sebelumnya tidak ada aturan di sana yang dia langgar. Hanya jabatannya saja sebagai pimpinan kampus yang dicopot pada tahun 2004.
Kemudian tahun 2014, dengan menerbitkan buku berjudul Over Their Dead Bodies, Weiss berperan menjelaskan lebih detail tentang praktik pengambilan organ tanpa izin oleh militer Israel dan Abu Kabir Institute of Forensic Medicine, lembaga pusat kedokteran forensik nasional bagi Israel.
Penggalan keterangan Weiss dalam buku itu kerap dikutip dalam pembahasan isu pencurian organ tubuh jenazah di Israel, di antaranya dalam opini yang terbit di Anadolu Agency dan Journal of Political Inquiry yang dikelola New York University (NYU).
Keterangan paling lengkap tentang buku itu ditemukan dalam sebuah artikel di jurnal ilmiah Human Remains & Violence, Volume 5, No. 2 (2019). Suhad Daher-Nashif dari Qatar University sebagai penulisnya, menyatakan, Weiss adalah antropolog pertama yang meneliti secara komprehensif langkah penjajahan Israel terhadap bangsa Palestina di bidang kedokteran forensik.
Buku berbahasa Hebrew itu menyoroti praktik pencurian organ tubuh warga Palestina oleh militer Israel dan Abu Kabir Institute of Forensic Medicine, terutama selama Intifada pertama atau gerakan jihad warga Palestina melawan pendudukan Israel tahun 1987.
Saat itu militer Israel membuat aturan bahwa semua warga Palestina yang terbunuh harus diotopsi dan memberikan izin pada Abu Kabir Institute of Forensic Medicine untuk melakukannya. Otopsi pun dilakukan disertai pengambilan organ jenazah tanpa izin keluarga.
Weiss juga menulis bahwa kemudian praktik seperti itu saat Intifada pertama tampak lebih lancar dibandingkan pada periode-periode lain. Skin Bank dan bank organ lainnya kemudian menggunakan organ-organ ini untuk transplantasi, penelitian, dan pengajaran kedokteran.
Daher-Nashif mengikuti jejak Weiss dengan meneliti praktik post-mortem Israel dan Palestina. Ia menulis bahwa berdasarkan data yang dikumpulkannya sejak 1993 sampai sekitar 2019, militer Israel menggunakan jenazah warga Palestina untuk menindas warga Palestina lain yang masih hidup dengan berbagai cara.
Kontroversi Terkini
Kekhawatiran bahwa militer Israel masih melanjutkan praktik itu secara diam-diam kembali menyeruak setelah disuarakan oleh organisasi non pemerintah (NGO) pembela HAM yang berbasis di Eropa, Euro-Med Human Right Monitor, pada November 2023.
Mereka mengungkap fakta-fakta lapangan yang dianggap layak diajukan untuk mendorong dilakukannya investigasi terhadap militer Israel. Pertama, militer Israel menahan atau bahkan menggali lagi jenazah warga Palestina dari kuburan massal untuk mereka bawa.
Kedua, mereka mengutip laporan tenaga medis profesional di Gaza bahwa pemeriksaan terhadap jenazah yang dikembalikan oleh militer Israel, diduga telah mengalami pencurian organ tubuh. Lantaran kehilangan koklea dan kornea, serta organ vital lainnya seperti hati, ginjal, dan hati.
Ketiga, militer Israel memiliki rekam jejak melakukan pencurian organ tubuh warga Israel bersama sebuah fasilitas kedokteran forensik, Abu Kabir Institute of Forensic Medicine.
Namun, hasil konfirmasi langsung Euro-Med Human Right Monitor terhadap tenaga-tenaga medis di Gaza, kekhawatiran itu sulit untuk mereka buktikan sendiri. Tak cukup hanya pemeriksaan jenazah yang kehilangan organ tubuh, harus ditemukan lebih banyak fakta lagi untuk mengambil kesimpulan.
Maka dari itu, Euro-Med Human Right Monitor menyerukan pembentukan komite investigasi internasional independen untuk mengumpulkan fakta dan memastikan kecurigaan pencurian organ oleh militer Israel.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Israel melakukan pencurian organ jenazah warga Palestina adalah klaim yang benar. Mereka melakukannya, terutama pada tahun 1987 sampai 1990-an berdasarkan keterangan resmi militer Israel.
Namun, ada kekhawatiran praktik itu terus dilakukan karena militer Israel kerap menguasai jenazah warga Palestina korban konflik tanpa transparansi, apa saja yang mereka lakukan pada tubuh-tubuh tersebut. Hal ini membutuhkan investigasi lanjutan.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]