Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palembang - Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan, Gunung Dempo yang berada di Pagaralam, Sumatera Selatan (Sumsel) masih berpotensi erupsi freatik dengan ancaman bahaya berupa lontara material dari kawah utama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengatakan, melalui perkembangan terakhir pada 27 November-5 Desember, saat ini kondisi Gunung Dempo masih berada di Level II atau Waspada dengan berbagai potensi bahaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Gunung Dempo juga masih berpotensi mengalami hujan abu dengan intensitas tergantung pada arah dan kecepatan angin," kata Wafid melalui rilis yang diterima Tempo pada Jumat, 6 Desember 2024.
Wafid menjelaskan, berdasarkan pantauan terakhir 5 Desember pukul 09.00 Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), Gunung Dempo terpantau mengalami puluhan kali gempa. Rinciannya, 65 kali gempa hembusan, 7 kali gempa Vulkanik Dalam, 3 kali gempa Tektonik Lokal. Ada 1 kali gempa terasa skala II MMI, 3 kali gempa Tektonik Jauh, dan 8 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0,5–7mm, dominan 2 mm.
Berdasarkan pemantauan, kata Wafid, Gunung Dempo tertutup kabut dengan kawah utama berwarna putih dengan intensitas tinggi sekitar 50 meter dari puncak. "Untuk cuacanya saat ini badai, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur, slatan dan barat,"kata dia.
Untuk menghindari potensi bahaya akibat erupsi yang bisa terjadi kapan saja, Wafid mengimbau masyarakat untuk tetap menjauh dari kaki gunung dengan radius satu kilometer dari kawah Gunung Dempo. Pengunjung dan wisatawan juga diimbau untuk tidak berkemah di dekatnya. "Mengingat kawah sebagai pusat letusan dapat mengeluarkan gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan bagi kehidupan," kata dia.
Wafid juga menambahkan, masyarakat sekitar Gunung Dempo diimbau agar tetap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Dempo, dan tetap mengikuti perkembangan aktivitas gunung melalui aplikasi MAGMA Indonesia.
Wafid juga mengatakan, tingkat aktivitas Gunung Dempo masih akan terus dievalusi secara berkala. "Jadi, tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum diterbitkan," katanya.
Gunung Dempo sebelumnya erupsi dengan tinggi kolom abu ± 200 meter di atas puncak pada Sabtu, 23 November 2024, pukul 13.38 WIB.